Hidup, bagi penyair musisi Walidha Tanjung Files, harus dijalani dengan penuh komitmen agar ujungnya tidak bertemu dengan kesia-siaan. "Lebih tepatnya komitmen untuk hidup. Orang sehebat apapun atau sepandai apapun jika dia tidak memilih salah satu yang harus menjadi komitmennya maka ia hanya melakukan kesia-siaan," kata penyair yang dikenal piawai memainkan biola itu. Pria kelahiran Madiun, 21 Februari 1988, yang akrab disapa Files ini banyak menemukan anak-anak muda yang karena kurangnya "refrensi" masa depan terjebak pada keadaan yang sebetulnya bukan menjadi renjana-nya atau "passion". Ia menemukan banyak anak muda menemukan renjana ketika mereka kuliah, seakan mereka salah jurusan. Tetapi bukan berarti itu kesalahan yang fatal, karena orang sukses pada bidang tertentu tidak harus sesuai jurusan kuliahnya. "Yang pasti orang bisa sukses karena ia menekuni apa yang menjadi passion-nya. Hanya saja, andaikan saja sejak kecil ia bisa menemukan passion-nya pasti dia lebih cepat bisa sukses dan memilih jurusan kuliah yang sesuai passion-nya," ujarnya. Menurut pria yang baru-baru ini memperoleh penghargaan dari organisasi sastrawan Malaysia E-Sastera dalam bidang musikalisasi puisi ini, anak muda sering terjebak menjadi "mesin cita-cita" orang tuanya. Orang tua menentukan masa depan anak-anaknya karena merasa lebih berpengalaman tentang kehidupan, sehingga ia mengabaikan bakat dan minat anaknya. "Pada akhirnya anak-anak yang dipaksakan cita-citanya oleh orang tua itu merasa depresi, putus asa, kehilangan gairah hidup, dan ujungnya tidak bisa sukses dalam kehidupan dan cenderung menyalahkan orang tuanya kelak," ucap pendiri Komunitas Musik Sastra ini. Ia sendiri memiliki pengalaman sama dengan kebanyakan kaum muda lainnya. Ia sempat "dipaksa" ayahnya untuk untuk studi jurusan tertentu, namun Files tidak bisa bertahan lama dan keluar. Ia memilih dunia seni yang digemarinya sejak kecil. "Saya tidak tahu apakah pilihan saya benar, karena saya sendiri sedang dalam proses mencari kebenaran. Namun yang pasti pilihan saya adalah yang terbaik buat saya. Kelak jika berhasil pasti membuat orang tua bangga, namun jika gagal setidaknya saya tidak akan menyalahkan siapa-siapa," tutur musisi yang sudah tampil di sejumlah negara dan kota di Indonesia ini. Bagi Files, selama pilihan yang dijalaninya adalah sasuai renjana, maka semangat untuk berusaha, bangkit dari kegagalan, dan kerja keras untuk mencapai target tidak akan pernah padam. Menurut dia kekawatiran orang tua bahwa anak tidak bisa hidup atas pilihan sesuai renjana itu salah besar, dan itu sangat "menghina" Tuhan. Sebab Tuhan pasti memberikan rezeki pada setiap yang bernyawa. "Dan Tuhan pasti memberikan kelebihan rezeki pada mereka yang bekerja keras, jujur, dan bermanfaat pada sesama manusia. Tiga hal itu kuncinya adalah passion," tambah pendiri "Negeri Kertas" yang mengajak orang menyebarkan pesan perdamaian melalui karya literasi itu. Lulusan jurusan teater Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya ini mengaku belum sukses, tapi setidaknya pilihan yang tidak sesuai kehendak awal ayahnya itu membuatnya semangat untuk selalu berkarya, hingga namanya bersinar di beragam dunia, yakni musik, sastra, dan suara perdamaian dunia. Ia juga tercatat pernah memecahkan rekor musikalisasi puisi 11 jam "nonstop" atau tanpa henti berkolaborasi dengan 257 pembaca puisi pada 2012. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015