Madiun (Antara Jatim) - Kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi per November 2014 memicu inflasi di Kota Madiun, Jawa Timur, pada Desember 2014 sebesar 2,20 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,83.
Kasie Statistik Distribusi BPS Kota Madiun, Sri Marheningrum, Kamis, mengatakan, inflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh peningkatan indeks beberapa kelompok pengeluaran.
"Inflasi yang tinggi di bulan Desember disebabkan antara lain kenaikan harga beberapa komoditas. Yaitu bensin, beras, cabai rawit, kerupuk udang, tarip listrik, dan angkutan antarkota," ujar Sri Marheningrum.
Menurut dia, secara umum terjadi peningkatan indeks beberapa kelompok pengeluaran. Di antaranya, kelompok bahan makanan 3,23 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,01 persen; serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,48 persen.
Kemudian, kelompok sandang 1,01 persen; kelompok kesehatan 1,02 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,58 persen, juga kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 4,76 persen.
"Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain, salak, kol putih, kubis, semangka, minyak goreng, nangka muda, dan gula pasir," terangnya.
Sementara, data BPS Kota Madiun mencatat, dari delapan kota penghitung IHK di Jawa Timur, seluruh kota mengalami inflasi. Adapun, inflasi tertinggi terjadi di Malang sebesar 2,72 persen dengan IHK 119,16 dan terendah di Probolinggo sebesar 2,15 persen dengan IHK 118,72.
Sesuai data BPS setempat, inflasi bulan Desember merupakan inflasi tertinggi selama tahun 2014. Adapun, inflasi mulai bulan Januari 2014 diketahui sebesar 0,85 persen, Februari 0,60 persen, Maret 0,25 persen, April -0,33 persen, Mei 0,17 persen, Juni 0,43 persen, Juli 0,61 persen, Agustus 0,35 persen, September 0,07 persen, Oktober 0,46 persen, dan November 1,51 persen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015