Oleh Zeynita Gibbons London (ANTARA News) - Televisi Spanyol (Television Espanola/TVE) menggelar pameran foto karya fotografer senior stasiun televisi itu, Francisco Magallon di Museum Nasional Antropologi Madrid mulai 17 Desember 2014 hingga 8 Maret 2015 untuk memperingati 10 tahun tsunami Aceh. Sekretaris Tiga KBRI Madrid, Nona Siska Noviyanti kepada Antara London, Sabtu, mengatakan pameran foto itu terselenggara atas kerja sama TVE dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Olahraga Spanyol, Palang Merah Spanyol dan KBRI Madrid. Pameran foto berjudul "La Ola Negra: El Tsunami 10 Anos Despues. Indonesia: Zona Cero" (Ombak Hitam: Setelah 10 Tahun Tsunami. Indonesia: Titik Nol) tersebut dibuka oleh Dirjen Seni, Aset Budaya, Arsip dan Perpustakaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Olahraga Spanyol, Miguel Recio. Hadir dalam acara pembukaan pameran itu Wakil Ketua Palang Merah Spanyol, Manuela Cabero Moran, Direktur Museo Nacional de Antropologa, Fernando Saez Lara dan Dubes RI di Madrid, Yuli Mumpuni Widarso serta undangan dari berbagai kalangan di Madrid, termasuk staf KBRI dan masyarakat Indonesia di Madrid. Fotografer Francisco Magallon menyatakan bahwa dirinya menjadi relawan di Aceh pada tahun 2005 dan terlibat langsung dalam kegiatan tanggap darurat di Aceh. Kenangan mengenai Aceh sangat membekas di benaknya. Hatinya sangat dekat dengan Aceh. Setelah meninggalkan Aceh pada tahun 2006, dia selalu mengikuti berita tentang perkembangan Aceh. Sebagai fotografer, dia selalu mencari kesempatan untuk dapat kembali ke Aceh dan pada Juni 2014 dia mendapat tugas jurnalistik ke Aceh, membuat film dokumenter 10 tahun perkembangan Aceh. Mendokumentasikan Aceh sejak terjadinya musibah tsunami 26 Desember 2004 hingga 26 Desember 2014 yang akan ditayangkan di TVE pada 26 Desember 2014 dan pameran foto tersebut. Foto-foto keadaan Aceh pada awal 2005 hingga akhir 2006 dan 2014 merupakan hasil karyanya yang diambil langsung di Aceh, terakhir pada November 2014. TVE ingin seluruh masyarakat dunia, khususnya para sahabat dan relawan yang dulu berpartisipasi dalam aksi kemanusiaan di Aceh, yang belum berkesempatan kembali ke Aceh, dapat mengetahui mengenai perkembangan di Aceh setelah 10 tahun tsunami. Menurut dia, perkembangan di Aceh sangat mengagumkan. GFJA Sebelumnya (8/10), Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) juga memamerkan sejumlah foto untuk memperingati 10 tahun bencana tsunami yang melanda Provinsi Aceh dalam tajuk "Aceh Revives" di Galeri Foto Antara, Pasar Baru, Jakarta, Oktober 2014. "Pameran ini juga untuk mengingatkan masyarakat serta memperingati 10 tahun bencana Tsunami yang melanda Provinsi Aceh," kata Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto, yang membuka kegiatan itu di Jakarta, Rabu (8/10) malam. Acara tersebut merupakan kerja sama Kedutaan Besar Indonesia untuk Selandia Baru dan Kedutaan Selandia Baru untuk Indonesia. Ia mengatakan membangun Aceh dalam sepuluh tahun terakhir memang tidak mudah tetapi pembangunan jadi lebih mudah karena bantuan dan kerja sama dari masyarakat internasional dan pemerintah Indonesia. Ada 16 foto karya Noel Trustrum asal Selandia Baru yang dipamerkan. Foto-foto tersebut merekam peristiwa pasca tsunami Aceh 10 tahun lalu. Dalam kesempatan itu, Trustrum juga meluncurkan buku berjudul "Aceh Revives: Celebrating 10 Years of Recovery in Aceh" yang mengisahkan keteguhan hati masyarakat Aceh dalam menghadapi bencana dan bangkit untuk melanjutkan hidup. "Saya berharap kisah dalam buku ini menginspirasi setiap orang dan komunitas masyarakat untuk bahu-membahu mengatasi bencana," kata Trustrum yang turut dalam membangun kesiapsiagaan menghadapi benca pascatsunami Aceh. Pameran foto yang terbuka untuk umum tersebut berlangsung hingga 10 Oktober 2014. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014