Surabaya (Antara Jatim) - Penulis Nahdlatul Ulama (NU) dari kalangan Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) dan non-Lesbumi meluncurkan antologi puisi bertajuk "Tasbih Hijau Bumi" (THB). "Tidak ada salahnya membuat puisi 'dalam rangka', sebab sastra 'dalam rangka' juga dikenal dalam sejarah sastra," kata sastrawan Surabaya, Dr Moh Shoim Anwar, di Surabaya, Rabu, mengomentari antologi puisi THB yang ditulis terkait program penerbitan antologi penulis NU. Antologi puisi berisi 99 puisi yang ditulis kalangan santri dan mereka yang hidup di lingkungan masyarakat NU itu diluncurkan di arena kegiatan "NU di Tahun Kebudayaan 2014" di Gedung PWNU Jatim pada 21-27 Desember 2014. "Puisi 'dalam rangka' itu justru sering memunculkan karya-karya besar, sebagaimana dalam tradisi sastra Jawa. Yang terpenting, di luar dalam rangka tersebut diimbangi dengan keseriusan dan ketekunan untuk terus menulis," katanya. Shoim Anwar yang juga menjadi salah satu pembicara dalam diskusi sastra 'dalam rangka' menyemarakkan kegiatan "NU di Tahun Kebudayaan 2014" itu menilai kumpulan puisi "Tasbih Hijau Bumi" adalah karya penutup tahun ini. "Memang karya itu tidak menonjolkan revolusi estetik di dalamnya, sebagaimana yang ditulis dalam catatan kuratorial oleh Mashuri (sastrawan yang kebetulan Wakil Ketua Lesbumi NU Jawa Timur), namun secara ideologis karya ini memiliki ruang tersendiri dan itu tidak kalah penting," katanya. Baginya, terbitnya buku sastra atau antologi puisi "Tasbih Hijau Bumi" itu sangat menggembirakan untuk perkembangan sastra Indonesia. "NU telah memberikan ruang untuk kreativitas para penyair. Basis kultural yang kuat pada ormas itu diharapkan mampu menjaga akar tradisi dan kreasi para penyair," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014