Surabaya (Antara Jatim) - Dirjen Kebudayaan Kemdikbud Prof Dr Kacung Marijan MA menegaskan bahwa kebudayaan itu penting untuk pembangunan, karena budaya-lah yang menjaga Indonesia dari "buaya" atau sikap tidak berperikemanusiaan. "Jadi, tugas kebudayaan adalah menjaga hilangnya huruf d dalam kata budaya agar tidak menjadi buaya," katanya saat membuka 'NU di Tahun Kebudayaan 2014' di teras utara Gedung PWNU Jatim, Minggu sore. Dalam acara yang digelar oleh Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur itu, ia menjelaskan NU sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kebudayaan Nusantara, seperti peran Lesbumi. "Bahkan, NU merupakan komunitas yang lahir dan hidup dalam kebudayaan, karena Nahdlatul Ulama adalah Islam Nusantara yang menunjukkan bahwa Islam dan kebudayaan itu tidak bertentangan, bahkan keduanya bisa saling berkolaborasi," katanya. Menurut Guru Besar Ilmu Politik Unair itu, bila kebudayaan menjadi "arus utama" dalam pembangunan, maka pembangunan akan semakin memiliki makna, karena kebudayaan itu memiliki tiga dimensi yakni sistem nilai, ekspresi, dan materiil. Sementara itu, Ketua PWNU Jatim KHM Hasan Mutawakkil Alallah menyatakan NU membuka pintu lebar bagi para seniman dan budayawan untuk membuat kegiatan di kantor-kantor NU se-Jatim atau mengadakan kegiatan budaya bekerja sama dengan pengurus NU se-Jatim. Acara "NU di Tahun Kebudayaan 2014" digelar selama sepekan di Gedung PWNU Jatim, Jalan Masjid Al Akbar Timur 9, Surabaya, 21-27 Desember 2014 adalah workshop kaligrafi (21-22/12), pameran lukisan yang melibatkan 19 pelukis (21-27/12), diskusi budaya bersama Eros Djarot dan Acep Zamzam Noor (22/12), Pagelaran Musik Islami (22/12), diskusi sastra dan bedah puisi (23/12), penutupan dengan Musik Patrol dan pemutaran film dokumenter (27/12). (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014