Bangkalan (Antara) - Wakil Bupati Bangkalan, Madura, Mondir Rofii, memastikan penangkapan Ketua DPRD Fuad Amin Imron oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak akan memengaruhi kinerja pemkab dan lembaga legislatif. "Kinerja eksekutif tetap berjalan sebagaimana biasanya, dan tidak berpengaruh apa-apa, karena pola kerja kami adalah kolektif kelegial," kata Mundir Rofii di Bangkalan, Jawa Timur, Selasa. Petugas KPK, Selasa sekitar pukul 00.30 WIB menangkap Fuad Amin Imron dalam operasi tangkap tangan di rumahnya di Jalan Saksak, Kelurahan Kraton, Bangkalan. Mundir Rofii mengemukakan hal ini menanggapi kekhawatiran sebagian masyarakat bahwa penangkapan Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron akan berpengaruh terhadap kinerja di lembaga eksekutif dan legislatif. Kekhawatiran itu timbul, karena Fuad yang juga mantan bupati selama ini dianggap orang yang sangat berperan dalam mengatur tata kelola pemerintahan di Kabupaten Bangkalan, baik di eksekutif maupun di lembaga legislatif. Apalagi, Bupati Bangkalan saat ini Moh Makmun Ibnu Fuad merupakan anak dari Fuad Amin. Namun Wabup yang juga famili Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron ini membantah semua kabar itu dan, menurutnya, pola pemerintah menganut prinsip kolektif kolegial dan tidak bergantung pada seseorang. "Jadi, meski Fuad Amin ditangkap, tidak akan berpengaruh pada kinerja eksekutif dan legislatif di Bangkalan ini," katanya. Selain itu, Mundir juga meminta masyarakat agar tidak mengaitkan kasus penangkapan Fuad Amin Imron dengan keluarganya, yakni Bani Kholil. Penangkapan Fuad oleh KPK menurut dia, murni merupakan kasus pribadi Fuad Amin Imron dan tidak ada kaitannya dengan keluarga Bani Kholil. "Makanya, kami minta kasus ini tidak dikait-kaitkan dengan keluarga Bani Kholil," katanya. Pada pilkada 2012 di Bangkalan, keturunan Bani Kholil Bangkalan ini sempat berebut kekuasaan dengan sama-sama mencalonkan diri sebagai Bupati Bangkalan, yakni antara Fuad Amin Imron dengan Imam Bukhori Kholil. Fuad mencalonkan anaknya Moh Makmun Ibnu Fuad sebagai penerus dirinya di Bangkalan, sedangkan KH Imam Bukhori Kholil mencalonkan sendiri bergandengan dengan wakilnya Zainal Alim. Dalam perkembangannya, "Ra Imam" sapaan karib KH Imam Bukhori Kholil tidak bisa bertarung karena partai politik pendukungnya menarik dukungan hingga menyebabkan situasi di Bangkalan memanas. "Sekali lagi, kami tidak ingin kasus Fuad ini dikaitkan dengan keluarga, karena kasus ini murni tindakan pribadi Fuad," kata Mondir.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014