Surabaya (Antara Jatim) - Teh berpotensi menurunkan insiden kanker, kata Guru Besar Kimia Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Dr Djoko Purwanto Apt MSi di Surabaya, Kamis.
"Penelitian yang kami lakukan menemukan adanya kandungan EGCG (Epigalokatekin Galat) dalam teh dan EGCG itu bersifat anti-oksidan, sehingga teh berpotensi mencegah kanker," kata guru besar yang dikukuhkan bersama rekannya pada 29 November 2014.
Didampingi dua rekannya yakni Prof Dr Moh Nasih SE MT Ak CMA CA (Wakil Rektor II Unair) dan Prof Dr Retna Apsari MSi (Wakil Dekan III Fakultas Vokasi Unair), ia menjelaskan kandungan EGCG terbanyak ada pada teh jenis hijau (green tea).
"Kalau green tea itu memiliki kandungan ECCG hingga 7 persen, sedangkan black tea hingga 3,5 persen dan jenis lain lebih rendah lagi, jadi potensi mengatasi insiden kanker itu paling banyak pada green tea," katanya.
Menurut dia, 1 gram teh itu mengandung 70 miligram EGCG. "Kalau kita kampanyekan teh, tentu kurang menarik, karena itu kita harus menjual ECGC sebagai molekul nasional," katanya.
Bila EGCG dipromosikan hingga ke tingkat dunia, maka petani yang selama ini lebih mengutamakan "black tea" akan bergairah menanam "green tea" dan teh akan naik "kelas" hingga harganya pun akan naik.
"Karena itu, pemerintah harus mengampanyekan kandungan EGCG pada teh di Indonesia, karena kita memiliki kebun teh cukup luas, bahkan sangat mungkin bila pemerintah menjual EGCG yang sudah diisolasi dari teh yang ada," katanya. (*) (Foto: Prof Djoko Purwanto paling kanan)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014