Tulungagung (Antara Jatim) - Sedikitnya lima dari 19 kecamatan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur masuk kategori daerah dengan risiko tinggi bencana alam, dampak datangnya musim hujan seperti tanah banjir, longsor, dan angin puting beliung. Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, Sunaryo, Minggu mengatakan, lima daerah yang dimasukkan kawasan "merah" tersebut diidentifikasi mengacu rangkaian peristiwa bencana alam sejenis yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. "Penetapan ini berdasarkan data yang kami punya," kata Sunaryo Berdasarkan hasil pantauan dan laporan yang ada, lanjut dia, diperkirakan cuaca ekstrim dan tak menentu akan terjadi di kawasan pesisir selatan Jawa, termasuk Tulungagung. Menurut Sunaryo, tingkat kerawanan bencana di Tulungagung meningkat karena secara geografis daerah ini dikelilingi oleh gunung dan hutan lindung yang kondisinya sudah rusak. Akibatnya, kata Sunaryo, potensi terjadinya bencana lebih besar. Penyebab lain kondisi tanah yang labil di sebagian wilayah pegunungan. "Diperkirakan rawan terjadi bencana alam. Secara geografis daerah dikelilingi pegunungan dan hutan, namun kondisinya banyak yang rusak," tuturnya. Sunaryo melanjutkan, lima kecamatan kategori rawan bencana tersebut masing-masing adalah Kecamatan Pagerwojo, Sendang, Boyolangu, Pakel, dan Campurdarat. BPBD juga melakukan pemetaan potensi bencana di beberapa kecamatan lain. Hasilnya, bencana tanah longsor rawan terjadi di Kecamatan Pagerwojo, Sendang, Pucanglaban, dan Tannggunggunung. Sedangkan angin puting beliung tercatat kerap terjadi di wilayah Kecamatan Boyolangu, Pakel, Kalidawir serta Kecamatan Tulungagung. "Untuk puting beliung agak sulit menentukan karena angin dan biasa terjadi di mana saja," ujarnya. Untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa, luka-luka maupun harta benda, BPBD telah mengimbau masyarakat di daerah rawan bencana untuk waspada. Lembaga penanggulangan bencana daerah ini juga telah mengirimkan surat kepada setiap kantor kecamatan untuk melakukan kesiagaan secara penuh, khususnya di desa/lingkungan yang diidentifikasi memiliki potensi kerawanan tinggi. Selain itu, lanjut dia, masyarakat juga telah diimbau melakukan kerja bakti lingkungan masing-masing, di antaranya membersihkan saluran air dari sampah serta menebang pohon yang sudah tua dan rawan ambruk. "Memasuki awal musim penghujan, warga agar lebih berhati-hati dan biasanya yang terjadi bencana angin puting beliung. Puting beliung ini tak bisa diperkirakan kejadiannya dimana, hanya tahun sebelumnya di daerah pakel," kata Sunaryo. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014