Gresik (Antara Jatim) - General Manager Unit Pembangkitan Gresik, Sugiyanto, menyatakan, insiden yang terjadi pada tanggal 4 November 2014 bukan ditimbulkan oleh ledakan dari mesin pembangkit di wilayah kerjanya. "Kami tegaskan kejadian itu bukan ledakan yang mengakibatkan terjadinya peristiwa kebakaran di tempat ini. Hanya ada tekanan yang tersisa di mesin boiler dan terbuang ke udara," katanya, ditemui pada Gathering Wartawan Kelompok Kerja PLN-PJB, di Gresik, Sabtu. Menurut dia, kejadian itu bermula pada pukul 13.10 WIB. Dari 18 mesin pembangkit yang berada di UP Gresik sebanyak enam di antaranya mati secara bersamaan. Akibatnya muncul suara dentuman sangat keras dan terdengar hingga radius satu Kilometer (Km). "Sekali lagi insiden kemarin itu bukan ledakan melainkan letupan uap air untuk memutar turbin. Prosesnya, air dipanaskan di suhu 1.300 derajat hingga jadi uap," ujarnya. Namun, jelas dia, uap yang dikeluarkan dari sejumlah boiler itu memiliki tekanan cukup tinggi atau mencapai 168 Bar. Besaran tekanan uap tersebut setara dengan 20 kali tekanan ban kendaraan roda empat seperti truk. "Uap di enam mesin, meletup bersamaan sehingga suaranya terdengar keras. Bahkan, dari kejadian itu tidak ada alat yang rusak, semuanya aman," katanya. Selain itu, tambah dia, kejadian yang sempat menimbulkan kekhawatiran masyarakat karena diperkirakan ada ledakan pembangkit maka pada pukul 14.20 WIB keenam mesin sudah sinkron. Bahkan, seluruh alat itu dapat beroperasional kembali pada tanggal 5 November lalu. "Alhamdulilah tidak ada korban pada insiden tersebut. Semua kami nyatakan aman dan tolong jangan giring opini masyarakat menjadi pernyataan yang menyesatkan," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014