Lumajang (Antara Jatim) - Petani di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, akan membakar ladang tebu seluas sekitar lima hektare sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang dinilai tidak bisa membantu petani menaikkan harga gula. "Ladang tebu yang akan dibakar adalah milik H Marzuki. Tebu itu akan dibakar karena kalau dipanen rugi dan kalau tidak dipanen juga rugi," kata Sekretaris Himpunan Petani Tebu Rakyat (HPTR) Lumajang Budhi Susilo di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis. Ia menjelaskan bahwa dirinya baru saja mengikuti proses lelang di kantor PTPN XI di Surabaya, namun petani kecewa dan tidak mau melepas gula mereka yang kini menumpuk mencapai sekitar 8.000 ton, dan itu belum termasuk gula milik Pabrik Gula Jatiroto. "Penawaran barusan hanya Rp7.875 per kilogram, sedangkan gula milik PG Prajekan, Bondowoso, lebih tinggi sebesar Rp7.900. Kami tidak mau melepas gula kami dengan harga segitu, karena kami rugi. Kami bisa untung kalau harga gula mencapai Rp8.500 per kilogram," katanya. Ia menyebutkan bahwa ladang tebu milik H Marzuki nantinya akan ditanami dengan pohon sengon dan sebagian dijadikan kebun jeruk. Kemungkinan langkah itu akan diikuti oleh para petani tebu lainnya jika harga gula tidak kunjung membaik. Apalagi, kata Budhi, harga gula saat ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga beras, padahal masa tanam padi hanya sekitar tiga bulan, sedangkan tebu memerlukan waktu satu tahun. Sebelumnya, petani di Lumajang juga melakukan protes atas rendahnya harga gula dengan membuang gula mereka ke jalanan. Namun aksi protes mereka hingga kini berdampak untuk mendongkrak harga gula hingga di atas Rp8.000 per kilogram. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014