Kediri (Antara Jatim) - Pusat Vulkanologi Bencana Mitigasi (PVMB) Bandung merekomendasikan agar pemerintah daerah segera mengeruk dan membersihkan pasir yang menutupi jalur air (inlet) di kawasan puncak gunung, yang tertutup akibat erupsi Februari 2014. "Kami rekomendasikan segera bersihkan inlet yang sekarang masih tertimbun, sebab bisa menjadi ancaman baru," kata Kepala PVMBG Bandung Hendrasto ditemui saat kegiatan lokakarya kebencanaan di Kediri, Jumat. Ia mengatakan, kondisi Gunung Kelud saat ini berubah ke bentuk semula, ada kawahnya. Di kawah itu nanti akan terisi air. Kondisi bisa jadi membahayakan, jika sampai sekarang inlet di kawasan puncak tidak secepatnya dibersihkan dari tumpukan material sisa erupsi Gunung Kelud. Pihaknya menilai, jalan menuju ke kawasan Gunung Kelud yang berada di ketinggian 1.731 meter di atas permukaan laut (mdpl) sebenarnya lebih parah jika dibandingkan antara erupsi 2014 dengan erupsi pada 1990. Material erupsi yang menutupi kawasan gunung itu lebih tebal lagi. "Pada erupsi 1990 tertutup lebih parah lagi dan waktu itu mampu (dibersihkan), dan sekarang teknologi lebih baik," katanya. Pihaknya merekomendasikan pembersihan itu secepatnya dilakukan. Terlebih lagi, saat ini sudah akhir Oktober 2014, dan musim hujan segera turun. Dikhawatirkan, jika tidak secepatnya dibersihkan, bisa berdampak buruk. Gunung Kelud di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, erupsi pada Februari 2014 dan mengeluarkan material vulkanik berupa batu, pasir, dan debu. Material erupsi itu menimpa tiga daerah terdampak langsung, seperti Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang. Namun, untuk material debu sampai di seluruh Pulau Jawa. Akibat dari erupsi itu, ribuan rumah warga rusak dengan tingkat kerusakan beragam. Selain itu, puluhan ribu hektare lahan pertanian serta infrastruktur jalan ataupun jembatan juga banyak yang rusak. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014