Bojonegoro (Antara Jatim) - Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Timur, Selasa, menggelar rapat dengan jejaring PMI Surabaya, yang membawahi delapan kabupaten, di Kabupaten Bojonegoro, membahas soal pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) PMI, di Jakarta, 15-16 Desember. "Dalam rapat yang dipimpin PMI Jawa Timur dengan jajaran jejaring PMI Surabaya belum menentukan figur yang akan diusung sebagai Ketua Umum PMI Pusat pada periode mendatang," kata Sekretaris PMI Kabupaten Bojonegoro Sukoha Widodo, di Bojonegoro, Selasa. Didampingi Direktur Unit Donor Darah (UDD) Bojonegoro Ahmad Hernowo, ia menjelaskan rapat PMI Jatim, dengan jejaring PMI Surabaya, antara lain, PMI Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan PMI se-wilayah Madura, dipimpin Wakil Ketua PMI Jatim Subagiyo. "Dalam rapat itu belum ada keputusan figur Ketua PMI Pusat untuk periode mendatang yang akan diusung, karena kepengurusan PMI Tuban, masa baktinya sudah habis tahun ini, sehingga kami fokus ke PMI Tuban," jelasnya. Ia menyebutkan PMI Jawa Timur memberikan batas waktu kepada PMI Tuban untuk menggelar Musyawarah Cabang (Muscab) untuk memilih pengurus baru dengan batas terakhir pada 5 Desember. "PMI Tuban menyanggupi untuk menggelar muscab untuk memilih kepengurusan baru," ucapnya. Menurut dia, figur Ketua Umum PMI Pusat periode mendatang, yang akan diusung PMI Jawa Timur akan dibahas dalam rapat mendatang. "Bisa saja nanti tetap mengusung kembali Pak Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum PMI Pusat," ucapnya. Sementara itu, Direktur UDD Bojonegoro Ahmad Hernowo menjelaskan rapat juga membahas kinerja PMI jejaring Surabaya dalam meningkatkan perolehan donor darah. Ia memberikan gambaran PMI Bojonegoro, masih mengalami kekurangan darah, sehingga harus mendatangkan darah dari PMI Surabaya, juga PMI daerah lainnya. "Kebutuhan darah di Bojonegoro rata-rata sekitar 2.500 kantong/bulan, tetapi perolehan darah dari para pendonor rata-rata sekitar 1.500 katong/bulan," jelas Suko, menegaskan. Namun, menurut Ahmad, perolehan darah PMI di Jawa Timur, yang jumlahnya mencapai 438 ribu kantung/tahun, berlebih untuk mencukupi kebutuhan darah di Jatim, sehingga ada sekitar 200 ribu kantong, yang didistribusikan, ke Nusa Tenggara Timur (NTT), NTB, dan Sulawesi. "Di Jawa Timur masih ada daerah yang kekurangan darah, seperti Bojonegoro. Tetapi secara umum perolehan darah di Jatim berlebih dibandingkan kebutuhan," ucapnya, menegaskan. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014