Surabaya (Antara Jatim) - Pengurus Provinsi Wushu Indonesia Jawa Timur menerjunkan sebanyak 18 orang atlet putra dan putri untuk berlaga pada kejuaraan nasional di Medan, Sumatera Utara, 6 hingga 12 Oktober mendatang. Ketua Pengprov Wushu Indonesia Jatim, Lukman Ladjoni kepada wartawan di Surabaya, Rabu, mengatakan 13 dari 18 atlet tersebut merupakan atlet senior penghuni program pemusatan latihan daerah proyeksi PON 2016 dan sisanya atlet lapis kedua atau junior. "Tim pelatih telah memilih atlet terbaik dan mereka yang kondisinya paling siap untuk diberangkatkan ke Medan karena target kami bisa membawa pulang medali emas. Target kami tidak muluk-muluk, minimal satu emas lah," kata Ladjoni. Menurut ia, sebagai salah satu cabang olahraga yang menjadi andalan pada PON XIX di Jawa Barat pada 2016, pihaknya secara serius menyiapkan atlet-atlet terbaik, termasuk mendatangkan pelatih asal Tiongkok. "Kejurnas di Medan akan menjadi tolok ukur program puslatda yang kami jalankan. Kami optimistis anak-anak bisa meraih prestasi maksimal," tambahnya. Ladjoni menyebut peta persaingan wushu di Indonesia sudah semakin merata, tetapi beberapa daerah yang patut diwaspadai kekuatannya adalah tuan rumah Sumut, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. "Yang pasti, jangan sampai malu-maluin Jatim di kejurnas nanti. Anak-anak harus membuktikan bahwa mereka bisa bersaing dengan atlet daerah lain," ujarnya. Ketua Harian KONI Jatim Dhimam Abror Djuraid mengatakan bahwa hasil kejurnas menjadi bahan evaluasi dan penilaian bagi atlet untuk kelanjutan program puslatda wushu ke depan. "Program promdeg (promosi degradasi) sudah jelas bahwa atlet atau cabang olahraga yang tidak meraih medali emas di ajang kejurnas, harus terdegradasi dari puslatda. Sebaliknya, yang berprestasi layak mendapatkan promosi," katanya. Oleh karena itu, Abror meminta seluruh atlet yang berlaga pada kejurnas wushu di Medan untuk berjuang maksimal meraih hasil terbaik dan meraih medali emas jika wushu ingin terus bergabung dalam program puslatda. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014