Pamekasan (Antara Jatim) - Ketua Komisi Garam Pamekasan, Jawa Timur, Amiril, mengajak media untuk menyampaikan pemberitaan mendidik dan mencerahkan masyarakat terkait produksi dan tata niaga garam. "Sebab media tidak hanya berperan menyampaikan informasi, lebih dari itu media juga memiliki peran penting dalam mendidik masyarakat," kata Amiril di Pamekasan, Sabtu. Sejauh ini, katanya, petani cenderung diposisikan sebagai pihak yang lemah, semisal dengan harga yang anjlok dan berbagai jenis informasi yang terkesan membuat petani dalam posisi serba terjepit. Sementara disatu sisi, pemberitaan yang cenderung disampaikan kepada publik kurang mengupas secara tuntas, apa yang menjadi penyebab rendahnya harga garam. "Padahal, kalau kita kaji, harga garam saat ini tidak anjlok dibanding tahun sebelumnya, tapi justru setabil," kata mantan Rektor Universitas Madura (Unira) Pamekasan ini menjelaskan. Oleh karenanya ia meminta agar pemberitaan oleh media tentang garam bisa lebih lengkap, tidak hanya mengupas sebagian saja, akan tetapi bisa secara menyeluruh. Pemerintah, kata dia, memang telah menentukan harga garam, yakni Rp750 per kilogram untuk kualitas 1 (K1) dan Rp550 kilogram untuk kualitas 2 (K2). Hanya saja, harga garam sebagaimana yang ditetapkan pemerintah itu tidak pernah berlaku di Madura, termasuk di Pamekasan, karena beberapa hal. Selain karena memang tidak memungkinkan untuk membeli garam seharga itu, karena sangat tinggi, juga pemerintah yang membuat aturan tentang ketentuan garam tersebut, seolah tidak peduli, kendatipun ketentuan yang dibuat dilanggar oleh pihak pabrikan. "Ini bagi kita sebenarnya juga persoalan, dan disinilah saya kira pentingnya peran media terkait pemberitaan garam," pungkasnya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014