Surabaya (Antara Jatim) - Tim Maritime Challenge ITS (MCI) yang merupakan satu-satunya wakil dari Asia Pasifik meraih piala prestisius yakni "Spirit of Atlantic Challenge" dalam ajang bertaraf internasional "Atlantic Challenge International (ACI) 2014" di Vannes, Prancis, 19-27 Juli 2014. "Tim MCI dijadwalkan tiba di Bandara Juanda Surabaya pada Jumat (8/8) pukul 09.00 WIB, lalu tim akan diarak menuju kampus ITS Sukolilo, Surabaya dan disambut Rektor ITS," kata Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Hubungan Alumni ITS Bambang Sampurno di Surabaya, Kamis. Secara terpisah, salah satu anggota MCI, Natya Bestari menjelaskan pengumuman pemenang ACI 2014 dilakukan pada acara penutupan yang diawali dengan sambutan dari Presiden ACI, Lee Scarbourgh, serta Wali Kota Vannes. "Saat pengumuman, disebutkan dua negara peraih trofi penghargaan Spirit of Atlantic Challenge, yaitu Indonesia dan Lithuania. Inilah yang menjadikan ACI 2014 sedikit lebih spesial, karena dua negara mendapat penghargaan yang sama," ungkapnya. Ia menilai penghargaan ini dinilai paling tinggi karena diberikan pada tim yang benar-benar menjalani lomba sesuai filosofinya, yakni bertanding dalam "race", menjalankan tradisi "boat building", "fairplay", dan menjalin pertemanan antarnegara. "Perjuangan kami selama delapan hari itu pun tidaklah sia-sia dengan penghargaan yang cukup bergengsi tersebut, apalagi penghargaan ini menjadi begitu prestisius karena penilaian dilakukan dengan cara voting dari peserta dan panitia," ujar mahasiswi Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ini. ACI 2014 mengantarkan Tim Indonesia meraih piala penghargaan "Spirit of Atlantic Challenge" untuk kali ketiga. Penghargaan itu diraih tim MCI untuk pertama kalinya pada tahun 2002 di Rockland-USA, dan selanjutnya pada tahun 2012 di Bantry-Irlandia. Hingga kini, masih Tim Indonesia yang berhasil meraih penghargaan dalam ajang dua tahunan itu itu secara berturut-turut yakni 2012 dan 2014. Pada ajang itu terdapat lima kategori piala penghargaan yakni "Atlantic Challenge Trophy", "John Kerr Trophy", "Spirit of Atlantic Challenge Trophy", "Lance Lee Trophy", dan "L'Esprit". "Peserta tampak sangat senang karena kompetisi sudah selesai. Mereka saling membaur meskipun dari negara dan budaya yang berbeda-beda," tutur Natya menggambarkan suasana yang juga diramaikan warga lokal, Defi Breton. Kompetisi Matematika Internasional Kegembiraan sivitas akademika ITS juga dilengkapi dengan prestasi membanggakan dalam ajang "International Mathemathics Competition" (IMC) 2014 pada 29 Juli hingga 4 Agustus 2014 di Bulgaria yang ditorehkan oleh Muhammad Yasya dari Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya dengan meraih medali emas (First Prize). Muhammad Yasya merupakan salah satu dari tujuh mahasiswa Indonesia yang mengikuti kompetisi bertaraf internasional tersebut. Mahasiswa lainnya, Yoshua Yonathan Hamonangan (Second Prize) dari jurusan Matematika UI, Pramudya A (Second Prize) dari Teknik Elektro UGM. Berikutnya, Taufiq A (Third Prize) dari Matematika UGM, Sofihara Alhazmi (Third Prize) dari Pendidikan Matematika UPI. Selain itu, dua mahasiswa peraih penghargaan "Honorable Mention" yaitu Dian Sitorumi dari Jurusan Matematika Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Muhammad Ardiyansyah dari Jurusan Matematika UGM. "Ini sangat membanggakan kami, dan menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang telah dilalui para mahasiswa ITS sudah 'on the track' sesuai yang digariskan oleh ITS selama ini. Semuanya sudah dilakukan secara berkala dan sistematis agar mahasiswa ITS bisa terus berprestasi," tutur Bambang Sampurno. Selain itu, peran para dosen pembimbing di bidang matematika yang ada di ITS selama ini juga cukup besar karena telah melakukan pembinaan secara intensif, sehingga bisa membuahkan hasil yang membanggakan seperti ini. Menurut Bambang, ITS juga akan memberikan "reward" atau penghargaan khusus kepada mahasiswa peraih medali internasional, dan juga diupayakan agar bisa mendapatkan beasiswa untuk studi lanjut. Sementara itu, sesuai Permendikbud Nomor 95 Tahun 2013, para pemenang kompetisi internasional juga akan mendapatkan beasiswa S1 untuk peraih medali perunggu, beasiswa S1 dan S2 untuk peraih medali perak, dan beasiswa S1, S2 dan S3 untuk peraih medali emas. Bambang berharap prestasi ini bisa menjadi motivasi untuk memperluas bidang kompetisi perguruan tinggi di kancah internasional, tidak hanya untuk bidang matematika. International Mathemathics Competition (IMC) 2014 merupakan penyelenggaraan yang ke-21, dan merupakan keikutsertaan Indonesia yang ke-3. Ajang internasional tahunan ini telah diikuti peserta lebih dari 193 institusi dari 44 negara di seluruh dunia. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014