Kota Gaza (Antara/AFP) - Usaha-usaha internasional untuk mewujudkan gencatan senjata di Gaza masih belum berjalan mulus Jumat sementara ketegangan pecah di Tepi Barat tempat empat orang Palestina meninggal akibat serangan Israel.
Amerika Serikat telah bekerja dengan Mesir mengenai satu rencana yang para dipolomat katakan akan memberikan gencatan senjata karena alasan kemanusiaan dalam konflik Israel-Hamas yang mematikan jelang pembahasan isu-isu kunci.
Rencana itu ditekan oleh Menteri Luar Negeri AS John Kerry, yang bersama Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon di Kairo untuk mengadakan pembicaraan guna mengakhiri kekerasan yang merenggut jiwa 832 warga Palestina dan juga 36 orang di pihak Israel.
Kabinet Israel yang mengurusi keamanan bersidang membahas satu proposal gencatan senjata yang diserahkan ke Perdana Menteri Benjamin Netanyahu oleh Kerry, media Israel melaporkan.
Sementara itu Hamas mengklaim pihaknya telah menembakkan tiga roket ke bandar udara Ben Gurion di Tel Aviv. Seorang wanita juru bicara membenarkan bahwa "dua roket berhasil ditembak jatuh di atas metropolitan Tel Aviv".
Klaim itu menimbulkan ketakutan baru setelah banyak maskapai penerbangan Eropa dan Amerika memulai kembali penerbangan ke bandara itu setelah penangguhan dua hari menyusul serangan roket dekat fasilitas tersebut.
Dalam satu pernyataan yang disiarkan kantornya, Ban menyerukan "gencatan senjata kemanusiaan segera tanpa syarat dalam pertempuran di Gaza dan Israel."
"Gencatan senjata pertama akan berlangsung selama periode liburan Idul Fitri," kata Ban, menambahkan penghentian dalam pertempuran dapat menjurus ke "rencana gencatan senjata untuk kurun waktu lama".
Keterangan Ban dimuat dalam satu pidato yang dikirim melalui surat elektronik kepada para wartawan, tetapi PBB menyatakan kemudian bahwa hal itu merupakan naskah keterangan yang telah disiapkan "tapi belum belum dikirim".
Di Gaza, jumlah korban meninggal naik menjadi 832 orang pada hari ke-18 konflik itu, dengan seorang anak berusia lima tahun termasuk di antara para korban meninggal yang diumumkan, bersama seorang juru bicara Jihad Islam, dan dua wanita, salah satu di antaranya sedang hamil.
Pada Kamis sedikitnya 15 orang terbunuh dalam gempuran yang dilakukan Israel atas satu sekolah yang dijadikan tempat penampungan PBB. Tempat itu menampung sekitar 100.000 warga Palestina yang meninggalkan rumah-rumah mereka untuk menyelamatkan diri dari peperangan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014