Khartoum (Antara/AFP) - Pertempuran antara dua suku Arab di wilayah Darfur, Sudan, telah menewaskan 18 orang, kata seorang warga, Ahad, menambah jumlah korban saat berbagai kelompok bertempur untuk memperebutkan sumber daya dan balas dendam. Insiden terbaru terjadi di luar Ed DaeIn, ibu kota Darfur Timur, kata warga yang merupakan anggota dari suku lokal Rezeigat. "Kemarin bentrokan dimulai ketika seorang Maaliya membunuh warga Rezeigat. Rezeigat berkumpul sendiri untuk membalas dendam tetapi Maaliya mengepung mereka dan menewaskan 18 orang," katanya, menolak untuk diidentifikasi karena alasan keamanan. Seorang anggota suku saingan Maaliya mengatakan, sebuah granat berpeluncur roket menghancurkan satu truk pickup suku Rezeigat yang digunakan sebagai kendaraan pembawa pasukan. "Saya melihat suku Rezeigat membawa pergi tubuh mereka," dari kendaraan, katanya. Ratusan warga suku Rezeigat berkumpul untuk pembalasan dan "pertempuran berkekuatan besar terjadi hari ini atau besok," kata warga lain. Pertempuran antara suku Rezeigat dan Maaliya di Darfur Timur Agustus lalu menewaskan 190 orang, kata PBB pada saat itu. Ratusan lebih orang tewas dalam pertempuran antara kelompok-kelompok suku lain, sebagian besar Arab, di Darfur tahun lalu. Pertempuran antar-komunal terus berlangsung tahun ini di Darfur dan juga di Kordofan Barat, yang berdekatan dengan Darfur Timur. Selama dua tahun terakhir, karena ekonomi Sudan melemah, bentrokan antar-komunal atas sumber daya meningkat di Darfur, menurut laporan Sekjen PBB Ban Ki-moon Februari. Pemerintah terkait milisi suku telah terlibat dalam konflik tersebut, katanya. Sebuah pertempuran pekan lalu antara dua sub-kelompok suku Misseriya menewaskan 150 orang dan melukai 100 lebih dekat situs pengeboran minyak di Kordofan Barat, kata laporan media pemerintah terkait. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014