Kediri (Antara Jatim) - Petugas dari Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, memeriksa daging di Pasar Tradisional, Kediri, Jawa Timur, demi mencegah beredarnya daging tidak layak konsumsi dibeli masyarakat. "Ini menghadapi ramadhan dan biasanya animo masyarakat membeli daging tinggi. Khawatirnya, di pasar kemasukan daging tidak layak konsumsi," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan Koperasi Kota Kediri Haris Candra Purnama di Kediri, Selasa. Ia mengatakan, pemeriksaan itu sengaja dilakukan dengan berkunjung ke para pedagang langsung. Petugas memeriksa satu per satu daging yang dijual para pedagang, dengan memeriksa tingkat keasaman serta kondisi fisik daging. Salah satunya di Pasar Setonobetek, Kota Kediri. Hasil dari pemeriksaan itu, Haris menyebut, daging yang dijual oleh para pedagang masih layak konsumsi. Sejumlah daging memang diketahui tingkat keasamannya atau PH sudah turun dari normal, yaitu enam, namun saat diperiksa rata-rata PH daging yang dijual itu adalah empat. Selain itu, tingkat kelembapan daging juga masih bagus, yaitu untuk daging sapi masih 77 persen, sementara untuk daging kambing adalah 70 persen. Dengan kondisi itu, daging itu juga masih bagus untuk dikonsumsi. Namun, dari hasil pemeriksaan juga diketahui terdapat daging yang tidak layak konsumsi, yaitu hati. Di daging itu, selain warnanya juga sudah hitam, di tepi hati itu juga sudah tidak lancip atau tumpul. Dimungkinkan, ternak itu sakit, sehingga hatinya juga rusak. "Melihat secara umum, masih wajar untuk dikonsumsi. Kadar kelembapan masih wajar," katanya. Haris juga menyebut, petugas juga intensif untuk melakukan pemeriksaan pada seluruh ternak yang disembelih di rumah potong hewan (RPH) yang ada di Kota Kediri. Setiap hari, tak kurang dari 14 ekor ternak yang masuk ke RPH tersebut, untuk disembelih. Walaupun saat ini sudah memasuki ramadhan, ia mengatakan tingkat permintaan daging masih normal. Dimungkinkan, permintaan akan naik mendekati lebaran, dan jika permintaan naik, dipastikan jumlah ternak yang disembelih juga akan naik. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014