Malang (Antara Jatim) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menebar inspirasi kepemimpinan ke ratusan mahasiswa Malang dalam acara "Dialog Sang Pemimpin" yang digelar di Universitas Brawijaya Malang, Sabtu, bersama Rektor Prof Dr M. Bisri. Anas mengatakan salah satu kunci sukses kepemimpinan adalah tak pernah puas berinovasi. Ide-ide baru akan terus mendorong pemimpin melahirkan banyak terobosan serta mampu menembus kebekuan. "Dengan terus ada ide dan inovasi, seolah adrenalin ini terpacu. Bikin kita tidak pernah capek. Selalu muncul tantangan baru untuk berbuat lebih ke masyarakat," ujar bupati berusia 40 tahun itu. Menurut Anas, seorang pemimpin ibarat sopir bus umum. Arah bus itu bergantung sopir, namun para penumpang yang beragam mempunyai saran penunjuk jalan yang berbeda-beda. "Tinggal bagaimana kita menyinergikan semua keinginan itu, semua potensi itu, menjadi satu kekuatan besar untuk mencapai tujuan," ujar alumnus program studi singkat ilmu kepemerintahan di Harvard Kennedy School of Government tersebut. Anas menambahkan, kepemimpinan birokrasi yang berhasil adalah kepemimpinan yang menggerakkan. Pemimpin harus bisa menggerakkan mesin birokasi untuk mewujudkan program-program pro-publik. "Di Banyuwangi, kami memutar balik arah kemudi birokrasi dan pembangunan agar lebih berorientasi pada kepuasan rakyat," ujarnya. Tentu saja, lanjut Anas, dalam mewujudkan perubahan akan selalu ada banyak tantangan. Bahkan tantangan bisa datang dari internal birokrasi yang meragukan visi pemimpinnya. "Terkadang tantangan utama perubahan bukanlah orang yang berseberangan secara politik dan bersikap skeptis, tapi justru bagaimana kita meyakinkan mesin internal birokrasi bahwa kita bisa. Kadang-kadang kegagalan terjadi bukan karena kita tidak bisa, tapi hanya karena kita ragu dan setengah-setengah dalam bekerja," paparnya. Sejak memimpin Banyuwangi pada 2010, Abdullah Azwar Anas mampu membawa banyak perubahan pada kabupaten berjuluk "the Sunrise of Java" itu. Dia mampu meningkatkan aksesibilitas dari dan ke Banyuwangi lewat operasional bandara yang kini sudah rutin diterbangi Garuda Indonesia dan Wings Air setiap hari. Selain itu, mantan anggota MPR RI termuda itu, juga mampu menekan angka kemiskinan dari level 20 persen saat dia belum menjabat pada 2010, menjadi 9,93 persen pada 2013. Ia pula yang mencetuskan program Banyuwangi Digital Society dan memasang sekitar 1.200 titik WiFi di ruang-ruang publik. Untuk sektor pariwisata, Anas meluncurkan konsep ekowisata yang memadukan antara ekonomi kreatif rakyat dan potensi destinasi wisata unggulan. "Alhamdulillah, kemarin kita juga dapat Adipura. Banyuwangi tahun 2010 jadi daerah terkotor kedua di Jatim, dan sudah dua tahun terakhir ini selalu dapat Adipura," pungkasnya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014