Surabaya (Antara Jatim) - Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Bapemas KB) Kota Surabaya optimistis jumlah akseptor baru pada 2014 bisa melampaui target . Kepala Bapemas KB Surabaya, Nanis Chairani, Kamis, mengatakan target metode operasi pria (MOP) yang tahun lalu hanya 309 orang kini naik sekitar tiga kali lipat menjadi 1.061 orang. Sedangkan pencapaian metode operasi wanita (MOW) tahun ini ditarget sebanyak 2.246 orang. "Angka tersebut jauh lebih banyak ketimbang tahun sebelumnya yang hanya ditarget 1.600 orang. Serta, metode IUD dan implan masing-masing dipatok sekitar 11.000 dan 22.000 pemohon KB baru," katanya. Berkaca dari tahun lalu, Nanis mengungkapkan bahwa semua target bisa terlampaui. Bahkan, paradigma KB di Surabaya kini sudah mulai bergeser. KB tidak hanya identik dengan kaum wanita saja, melainkan kaum pria juga bisa aktif merencanakan kesejahteraan keluarga melalui vasektomi (MOP). "Kita senang sekali konsep kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam ber-KB bisa berjalan di Surabaya," katanya. Meski demikian, mantan Kabag Humas Pemkot Surabaya ini berharap penggunaan metode KB bisa lebih merata karena kebanyakan masyarakat masih menjatuhkan pilihan pada jenis KB suntik maupun pil. Di satu sisi, lanjut dia, KB implan juga perlu ditingkatkan agar tidak terjadi ketimpangan dari segi metode. Oleh karenanya, bapemas KB terus mengedukasi warga agar mau mencoba metode KB jangka panjang. "Kalau KB suntik dan pil itu kan jangka pendek sehingga biaya pengeluaran pun lebih sering. Nah, kami ingin arahkan untuk mencoba KB jangka panjang supaya bisa lebih hemat dari sisi pengeluaran," katanya. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku yakin bahwa Kota Pahlawan mampu memenuhi target KB yang sudah dicanangkan. Menurut dia, peran serta kader KB tidak bisa dikesampingkan. Para kader yang berjumlah 1.577 orang dipandang sebagai ujung tombak terselenggaranya program KB di Surabaya. "Saya mengucapkan terima kasih atas kerja keras para kader. Mereka adalah tumpuan berhasil-tidaknya program ini sebab posisinya paling dekat dengan masyarakat," ujarnya. Oleh sebab itu, wali kota ingin memanfaatkan rakerda ini untuk memotivasi para kader disamping sebagai momen evaluasi dan penentuan strategi yang akan diterapkan sepanjang 2014. Soal target, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini tak ingin hal tersebut justru membuat para kader merasa terbebani. Yang terpenting, kata Risma yaitu memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa pengertian KB bukan sekadar dua anak cukup, melainkan bagaimana menyelenggarakan sebuah keluarga yang sejahtera dan menciptakan keluarga yang berkualitas. "Buat apa punya anak banyak kalau kebutuhan dasarnya tidak bisa dipenuhi dengan baik," tuturnya. Menurut dia, jika pandangan itu bisa diterima dan dijalankan oleh masyarakat maka target bukanlah perkara sulit. Berdasar data Bapemas KB Kota Surabaya, rincian realisasi KB mulai awal tahun hingga Maret 2014 yakni MOP sebanyak 30 persen, MOW 40 persen, IUD 14 persen dan KB implan 7 persen. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014