Oleh Abd Aziz
Pamekasan (Antara) - Korp HMI Wati (Kohati) Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, menyerukan agar polisi wanita (Polwan) muslimah, hendaknya memakai jilbab, karena hal itu juga sebagai prasyarat abdi negara.
"Salah satu prasyarat menjadi abdi negara yang dicantumkan dalam setiap pelaksanaan rekrutmen adalah Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, tentunya sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing," kata Ketua Umum Kohati Pamekasan Nur Halimah dalam rilis yang disampaikan kepada Antara, Senin pagi.
Bagi muslimah, kata Nur Halimah, indikasi taqwa salah satunya, memenuhi ketentuan formal yang telah ditetapkan oleh Islam, yakni menutup aurat atau memakai jilbab.
Dengan demikian, maka sebenarnya memakai jilbab ini mendukung upaya membentuk pribadi abdi negara yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Maka disatu sisi, itu juga bisa dipahami sebagai perwujudan dari prasyarat ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu," kata Nur Halimah.
Kohati juga meminta kepada institusi kepolisian agar menjadikan momentum peringatan Hari Kartini kali ini sebagai hari yang lebih bermakna dengan memberikan ruang kepada Polwan untuk menjadi abdi negara yang taat agama.
Sebenarnya, menurut Nur Halimah, instruksi berjilbab kepada Polwan muslimah sudah dilakukan, dan sudah banyak Polwan di berbagai daerah yang memakai jilbab.
Akan tetapi, instruksi itu pada akhirnya tidak jelas, bahkan ada kesan saat ini masih ada pelarangan Polwan memakai jilbab dengan berbagai alasan. Salah satunya, karena belum disediakan anggaran untuk pembelian seragam jilbab.
"Oleh karena itu, Kohati meminta agar momentum Hari Kartini dijadikan pemicu untuk menghormati kaum wanita. Salah satunya dengan memberikan keleluasan untuk menjadi kodrat kewanitaannya dalam dimensi keagamaan," kata Nur Halimah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014