Kediri (Antara Jatim) - Dua korban yang terseret lahar hujan Gunung Kelud (1.731 mdpl) di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dimakamkan. "Kedua korban sudah dimakamkan oleh keluarga. Sempat dirawat di rumah sakit, tapi kemudian diambil keluarga," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Kediri AKP Budi Nurtjahjo di Kediri, Kamis. Dua korban yang meninggal akibat terseret lahar hujan adalah Sriyani (25) dan suaminya Pujianto (27) warga Dusun Laharpang, Desa/Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Mereka terseret lahar hujan pada Rabu (16/4) malam. Sebelum terseret lahar, hujan sempat turun deras sampai sekitar satu jam. Kedua pasangan suami istri itu lewat di jalur lahar, dan tidak mengetahui saat lewat tiba-tiba muncul arus air sangat deras dan menimpa tubuh mereka. Saat kecelakaan itu, mereka sempat ditolong oleh warga. Korban Sriyani sempat diketahui masih ada detak nadinya saat ditemukan, tapi ketika dibawa ke RSUD Pelem, Pare, Kabupaten Kediri ternyata sudah meninggal dunia. Sementara itu, suami korban ditemukan belakangan, dengan jarak tidak terlalu jauh dari tubuh istrinya, sekitar dua kilometer. Jenazah keduanya dibawa ke rumah duka, dan dimakamkan oleh keluarga di tempat pemakaman umum (TPU) desa setempat. AKP Budi mengatakan, sebelumnya korban diketahui adalah pelajar bernama Sumini, tapi ia mengakui jika informasi di lapangan keliru, dan ternyata korbannya adalah pasangan suami istri. Polisi juga mengingatkan agar warga menjauh dari aliran lahar, terlebih lagi saat hujan baru saja turun, sebab air bisa datang sewaktu-waktu. Air tersebut membawa material vulkanik berupa pasir ataupun debu yang bisa membahayakan nyawa warga.      Peringatan bahaya aliran lahar saat hujan juga pernah diungkapkan oleh mantan Ketua Satlak Penanggulangan Bencana Gunung Kelud Letkol Infanteri Heriyadi. Ia mengatakan, memang sepanjang jalur lahar berbahaya jika didekati, sebab bisa terseret arus. Untuk itu, ia meminta agar masyarakat tidak mendekati jalur lahar.  "Dalam situasi seperti ini, kami berusaha optimalkan agar lahar bisa mengalir maksimal. Namun yang lebih diutamakan, kami imbau masyarakat agar menghindari tempat ini," katanya saat itu. Kecamatan Puncu sendiri merupakan daerah di kaki Gunung Kelud, yang jaraknya tidak sampai 10 kilometer dari kawasan Gunung Kelud. Terlebih lagi, Gunung Kelud sebelumnya telah erupsi, pada Kamis (13/2), mengeluarkan material vulkanik berupa batu, pasir, dan debu. Proyek Gunung Kelud mempunyai 11 jalur lahar mengantisipasi lahar dari erupsi Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, yang terbagi dua daerah yaitu Kabupaten Kediri dan Blitar, salah satunya di Kali Serinjing di Kecamatan Puncu. Dan, Gunung Kelud erupsi terakhir pada Kamis (13/2) mengakibatkan ribuan rumah warga rusak, ribuan hektare lahan pertanian juga rusak dan di berbagai bidang lainnya. Dampak erupsi itu terparah melanda tiga daerah yaitu di Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014