Trenggalek (Antara Jatim) - Bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar di sekitar Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mulai langka, menyusul keterbatasan pasokan yang tidak sebanding dengan tingginya permintaan nelayan setempat. Antara di Trenggalek, Jumat melaporkan, antrean pembelian solar terlihat di SPBU Prigi yang berlokasi di kota Kecamatan Watulimo maupun di stasiun pengisian bahan bakar disel nelayan (SPBDN) yang berada di dalam komplek Pelabuhan Prigi. "Ada peningkatan permintaan secara drastis pada bulan April ini karena mendekati musim ikan," kata Santoso, petugas SPBDN Pelabuhan Prigi, membenarkan. Pemandangan serupa terpantau di SPBU Prigi yang berlokasi sekitar 500 meter dari area pelabuhan. Di tempat pengisian bahan bakar untuk umum ini, puluhan jeriken solar milik nelayan telah berjajar mengantri giliran pengisian oleh petugas. Pihak SPBDN maupun SPBU kemudian memberlakukan peraturan pembatasan kuota, dimana satu nelayan hanya diizinkan mendapat jatah solar sebanyak 10 jeriken atau sekitar 330 liter (jeriken= 33 liter). "Kalau tidak dibatasi, nanti banyak nelayan lain yang tidak kebagian," ujar Dedi, petugas SPBU Prigi, menjelaskan. Di SPBU tempatnya bekerja, kata Dedi, Pertamina hanya memberi jatah pasokan sebanyak 16 ribu liter per hari. Kuota yang sama juga sudah diberlakukan untuk SPBDN Pelabuhan Prigi, terhitung mulai 1 April atau setelah ada permintaan penambahan volume pasokan oleh Koperasi Pelabuhan (KPRI) Prigi, seiring datangnya musim ikan pada akhir April atau awal Mei. "Saat musim ikan, kebutuhan solar sangat besar. Bayangkan, di sini ada sekitar 270 kapal besar (slerek) dimana masing-masing rata-rata perhari membutuhkan sedikitnya 15-an jeriken atau sekitar 450 liter," kata Salim, salah seorang nelayan andon (pendatang) di Pelabuhan Prigi. Beberapa nelayan menyebut, pada puncak musim ikan biasanya semua kapal Pelabuhan Prigi beroperasi melaut. Akibatnya, kebutuhan solar bersubsidi per hari ikut meningkat tajam. "Kebutuhan sehari bisa sampai 200 ribuan liter per hari. SPBU dan SPBDN tidak mungkin bisa mencukupi karena stok mereka terbatas," timpal nelayan lain yang ikut mengantri di SPBDN Pelabuhan Prigi. Sulitnya mendapat solar bersubsidi pada musim ikan itulah yang menurut pengakuan sejumlah nelayan, mendorong mereka untuk belanja solar sebanyak-banyaknya sejak sebulan terakhir. Solar yang didapat tidak serta-merta digunakan untuk aktivitas melaut, tetapi sebagian besar disimpan di gudang atau rumah masing-masing untuk selanjutnya dipergunakan sebagai bahan bakar kapal saat musim ikan. "Kami sebagian mencari solar hingga ke luar Watulimo, di SPBU-SPBU daerah lain, cuma biasanya persyaratan pembeliannya lebih rumit," ucap Salim.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014