Pamekasan (Antara Jatim) - Masyarakat harus jeli memilih wakil rakyat, karena pilihan mereka akan menentukan arah masa depan bangsa dalam lima tahun kedepan, kata Ketua Umum Himpunan Generasi Muda Madura (Higemura), Muhlis Ali. "Jika pilihan mereka keliru, maka konsekuensinya nanti dalam jangka waktu lima tahun. Oleh karenanya, perlu ada pertimbangan yang matang untuk menentukan pilihan pada pemilu legislatif nanti," katanya melalui surat elektronik di Pamekasan Jumat. Pada pemilu 9 April 2014, masyarakat akan memilih secara langsung wakil yang hendak menyampaikan aspirasi mereka di parlemen. Baik untuk DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, DPR RI dan DPD. Mereka itu, kata dia, yang nantinya akan diberi amanah untuk mengelola dan menjaga keberlangsungan pemerintahan di negeri ini, serta berupaya memperjuangkan kepentingan rakyat. Pilihan yang benar, tambahnya, akan dirasakan oleh masyarakat pemilih itu sendiri, dan demikian juga sebaliknya. Oleh karenanya, Higemura mengajak masyarakat tidak menyia-nyialan momentum penting dalam pesta demokrasi. "Rakyat harus jeli menentukan dan memilih calon wakilnya yang akan menjadi nahkoda kita bersama, sebab jika salah memilih akan berdampak pada kehancuran dan kemunduran negara ini ke depan," kata Muhlis Ali. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan, lanjutnya, rakyat hendaknya tidak tertipu dengan tampilnya figur-figur pemimpin "karbitan" yang figur pemimpin yang baru muncul dan hanya populer melalui iklan media cetak dan elektronik. Yang paling penting bagi rakyat, kata dia, harus mengetahui rekam jejak dan kiprah para calon wakilnya yang hendak, karena kepemimpinan tidak bisa dibentuk secara tiba-tiba, melainkan harus melalui proses dan tahapan kaderisasi yang jelas. "Kami memandang kepemimpinan ini bukan seperti main sulap, kepemimpinan harus terbentuk dengan proses yang panjang dan perannya jelas di masyarakat," ujar mantan Ketua Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) ini. Muhlis Ali mengatakan, Indonesia merupakan negara besar dengan kekuatan utamanya pada keragaman dalam banyak hal. Saling menghargai, saling menghormati dan sikap gotong royong merupakan tradisi dan tata nilai bangsa yang telah tertanam sejak sebelum bangsa ini merdeka. Para generasi penerus bangsa, harus bisa merawat tradisi itu. Salah satu caranya dengan memilih pemimpin awal wakil rakyat yang memang memiliki komitmen pada perbaikan masa depan bangsa. "Kalau pemimpin yang terpilih nantinya tidak memiliki itu semua, maka kemungkinan nilai-nilai yang telah tertanam akan tergerus begitu saja," katanya. Untuk itu, ujar aktivis Pusat Pengkajian Jakarta (PPJ) ini, membangun kekuatan Indonesia yang adil, sejahtera dan beradab merupakan sebuah bentuk keniscayaan. Pada kesempatan itu Higemura juga mengecam kecenderungan maraknya praktik politik uang yang dilakukan sebagian calon legislatif di negeri ini, karena tindakan itu tidak mendidik, bahkan mencederai demokrasi. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014