Surabaya (Antara Jatim) - Kota Surabaya, Jawa Timur, menjadi tuan rumah Sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dan pameran alutsista (alat utama sistem senjata) di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Armatim) Surabaya pada 12 Maret 2014. "Itu sidang pertama untuk sidang komiten kebijakan industri pertahanan yang dipimpin langsung oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Makodam V/Brawijaya di Surabaya Selasa. Di sela-sela melepas keberangkatan belasan truk berisi bantuan bahan pokok senilai Rp1 miliar dari Kemenhan untuk korban erupsi Gunung Kelud (1731 mdpl) di Kediri, Malang, dan Blitar, ia menjelaskan sidang komite itu biasanya dipimpin Menhan Purnomo Yusgiantoro. "Rencana semula memang dipimpin Menhan, tapi Presiden berkenan memimpin sidang itu, sekaligus menyaksikan pameran alutsista di Makoarmatim," ungkapnya, didampingi Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Ediwan Prabowo. Dalam sidang KKIP yang berlangsung di sela-sela kunjungan kerja Presiden di Jatim pada 12-13 Maret itu, menurut dia, akan dibahas tentang industri pertahanan yang terlindungi dan terkembangkan serta bisa memenuhi kebutuhan alutsista di dalam negeri. "Dalam skala menengah, kebutuhan alutsista sudah dapat dipenuhi industri pertahanan di dalam negeri, seperti Pindad, PAL, PTDI, dan sebagainya, tapi ke depan diharapkan akan dapat memenuhi alutsista dalam skala canggih," ujarnya. Menurut dia, pemerintah sendiri telah menargetkan dalam 10 tahun ke depan sudah mampu memenuhi kebutuhan alutsista skala menengah hingga canggih dengan industri pertahanan di dalam negeri, baik industri pertahanan swasta maupun milik negara. "Jadi, sepuluh tahun ke depan, kita sudah bisa memenuhi kebutuhan alutsista skala canggih, seperti pesawat tempur. Hal itu akan kita lakukan, karena kita akan masuk dalam 'power regional' yang semuanya sudah ada dukungan, baik anggaran, sumber daya, maupun personel," paparnya. Untuk saat ini, Indonesia sudah bisa memenuhi kebutuhan alutsista skala menengah sesuai standarisasi TNI, seperti persenjataan TNI, panser, kendaraan taktis seperti truk, peralatan perorangan mulai dari helm (kepala) hingga sepatu (kaki), dan sebagainya. "Tapi, berhubung di Jatim ada bencana Gunung Kelud, maka peserta sidang dan pameran dari kalangan industri pertahanan negara dan swasta pun kami ajak untuk membantu korban hingga terkumpul Rp1 miliar," ujarnya. Hasilnya diberikan kepada Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Ediwan Prabowo untuk disalurkan kepada korban dalam bentuk bahan pokok, seperti mi, air mineral, beras, dan sebagainya. "Bencana itu tidak bisa diduga datangnya dan bantuan ini merupakan bentuk kepedulian kami," tukasnya. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014