Kediri (Antara Jatim) - TNI masih menyiagakan sekitar 100 personel anggotanya di lokasi bencana pascatuntasnya perbaikan rumah warga korban erupsi Gunung Kelud (1.731 mdpl), 13 Februari 2014.
"Kami masih siagakan satu SSK (Satuan Setingkat Kompi atau 100 personel) di lokasi bencana, mengantisipasi kalau ada yang masih minta bantuan perbaikan rumah," kata Komandan Kodim 0809 Kediri Letkol Infanteri Heriyadi di Kediri, Senin.
Ia mengatakan, untuk saat ini perbaikan rumah sudah selesai. Sesuai dengan target, yaitu pada 9 Maret 2014, dan diselesaikan sampai sekitar 12 ribu rumah warga yang rusak. Rumah itu tersebar di empat kecamatan terdampak langsung erupsi Gunung Kelud, yaitu Kecamatan Ngancar, Plosoklaten, Kepung, dan Ngancar.
Selain memperbaiki rumah warga yang terdata rusak tersebut, TNI juga memperbaiki rumah warga yang di luar data.
"Ada sekitar 300-an rumah yang tingkat kerusakannya sangat ringan, misalnya kerusakan genteng hanya 30 atau 40 unit saja. Kami ikut perbaiki," ucapnya.
Pihaknya menyebut, sesuai dengan tugas yang diberikan, untuk TNI memperbaiki rumah warga yang rusak akibat erupsi Gunung Kelud pada 13 Februari 2014. Untuk anggota, akan disiagakan sampai Senin (10/3) malam, dan jika tidak ada keluhan dari warga untuk perbaikan akan ditarik kembali.
Sementara untuk fasilitas umum, seperti perbaikan tempat ibadah, kantor, ataupun sekolah, Dandim mengatakan dilakukan oleh instansi masing-masing. Misalnya, untuk perbaikan mushala ke Kemenag Kabupaten Kediri, sekolah ke Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, serta untuk kantor ke Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kediri.
Selain itu, untuk perbaikan fasilitas berupa sumber mata air, akan dibantu dari Bank Indonesia. Hal itu berdasarkan rapat yang sudah diselenggarakan di antara instansi terkait yang juga diketahui oleh Gubernur Jatim Soekarwo.
"Kami prinsipnya siap membantu. Namun, yang saya dengar, untuk fasilitas umum anggaran sudah diserahkan ke dinas masing-masing," paparnya.
Gunung Kelud mengalami erupsi, setelah sebelumnya terjadi gempa tremor sampai enam jam. Gunung itu dinyatakan erupsi pada pukul 22.56 WIB, setelah statusnya naik dari semula siaga menjadi awas pada Kamis (13/2) pukul 21.15 WIB.
Akibat erupsi Kamis tersebut, ribuan bangunan dan rumah mengalami kerusakan. Begitu juga dengan hektaran lahan pertanian gagal panen, serta berbagai kerugian lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014