Surabaya (Antara Jatim) - Operator telekomunikasi PT XL Axiata Tbk mengajak masyarakat Surabaya untuk menyambut Hari Gizi Nasional yang diperingati setiap tanggal 28 Februari dengan acara kepedulian sosial bertema "Anak Bergizi - Anak Bergizi".
"Agenda tersebut direalisasikan dengan menggelar diskusi bersama Ketua PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia), Andriyanto, di Kelurahan Bendul Merisi Surabaya," kata "Manager Management Service XL East Region", Hazad Khan, di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, kalau gizi anak sudah bisa dipenuhi sejak dini, ,ala mereka berpeluang menjadi calon pemimpin yang berprestasi, bahkan siap berkontribusi untuk negeri tercinta.
"Dengan tanya jawab akan dapat menambah wawasan setiap masyarakat, terutama ibu-ibu yang ingin membesarkan anak-anaknya dengan gaya dan pola hidup benar," katanya.
Hasil pantauan Direktorat Bina Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI mencatat beberapa provinsi di Indonesia silih berganti tercatat sebagai wilayah terparah kasus gizi buruk.
"Pada tahun 2009 dan 2010, Jawa Timur sempat menyumbang angka terbesar yaitu lebih dari 14.000 kasus gizi buruk," katanya.
Sementara, hasil laporan Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk pada tahun 2011-2013 mencatat sebanyak 20 persen balita dari total 2,4 juta balita di Jatim atau sekitar 6.925 anak masih tercatat menderita gizi buruk.
"Pada tahun berikutnya, jumlah anak penderita gizi buruk kembali mengalami peningkatan yaitu sebanyak 9.493 anak. Kalau tahun 2013, BPS mencatat 25,95 persen per seribu kelahiran hidup di Jatim sebagai penderita gizi buruk," katanya.
Dalam diskusi itu, Direktur Utama Akademi Gizi dan Ketua PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia), Andrianto, mengimbau ibu-ibu yang mempunyai anak bawah tiga tahun bisa lebih aktif lagi untuk menghadiri dan mengikuti acara sosialisasi di posyandu setempat agar tingkat pengetahuan mereka bisa bertambah.
"Dengan begitu, masing-masing ibu dapat memperhatikan dan memberikan pengarahan terutama terhadap anak-anaknya," katanya.
Apalagi, kata dia, terkait pengarahan pola kehidupan yang bersih sehingga makanan yang dikonsumsi dan lingkungan mereka bisa terjamin serta aman. Salah satunya, dalam proses tumbuh kembang anak (usia batita).
Dalam aksi kepedulian sosial yang diawali dengan serangkaian acara tanya jawab tentang gizi itu, acara dilanjutkan dengan konsultasi secara langsung secara terbuka antara ahli gizi dengan ibu-ibu, permainan seru untuk batita, dan pembagian sembako serta makanan sehat penuh gizi yang layak dikonsumsi.
"Balita merupakan calon penerus bangsa hendaknya bisa diselamatkan sejak dini dan dapat berkembang untuk bisa terus berprestasi serta berkontribusi bagi negeri," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014