Situbondo (Antara Jatim) - Sekitar 800 warga yang tinggal di perbukitan dan sekitarnta di Desa Mojodungkul, Kabupaten Situbondo, Minggu diungsikan karena khawatir terjadi longsor. "Kami belum tahu persis jumlahnya, tapi sekitar 800 warga, bahkan bisa mendekati 1.000 karena sesuai hak pilih pada pemilihan umum ada 600 warga dan selebihnya adalah anak-anak," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo Zainul Arifin ketika dihubungi Antara. Ia menjelaskan wilayah tempat warga tinggal itu memang perbukitan yang saat ini sudah mulai reta-retak, bahkan banyak tanah yang sudah merekah hingga sepanjang 700 meter. Dengan kondisi itu warga sangat ketakutan terjadinya longsor yang bisa menimbun rumah mereka. "Rekahannya antara 30 hingga 50 centimeter, bahkan ada yang sudah ambles. Kondisi ini yang menyebabkan kami dan warga berinisiatif mengungsi demi keamanan. Rumah warga ada yang persis di bawah bukit, bahkan ada yang di atasnya sehingga membahayakan," katanya. Saat ini, kata Zainul, ratusan warga di Kecamatan Suboh itu diungsikan ke areal Sekolah Dasar Negeri 1 Mojodungkul yang agak jauh dari perbukitan. Petugas BPBD kemudian mendirikan tenda untuk menampung warga, selain menggunakan ruang kelas. "Kami juga mendirikan dapur umum untuk membantu meringankan beban mereka, khususnya dalam memenuhi kebutuhan makanan. Kami belum tahu sampai kapan mereka akan berada di pengungsian ini," kata Zainul. Sementara itu jalur pantai utara atau pantura Kabupaten Situbondo yang merupakan akses utama dari Surabaya ke Bali kini sudah normal setelah sebelumnya tidak bisa dilewati karena tertutup material banjir, seperti lumpur, batu dan kayu. Personel tentara, pemerintah daerah dan masyarakat membersihkan jalan raya itu dengan menggunakan alat berat untuk menyingkirkan bebatuan, lumpur dan kayu. "Kini jalan itu sudah kembali bersih dan bisa dilewati secara normal. Mudah-mudahan tidak ada lagi kiriman banjir yang dapat mengganggu akses jalan raya menuju Indonesia timur ini," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014