Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengaku tidak keberatan rencana keluarga yang akan memindahkan makam pejuan kemerdekaan Tan Malaka ke taman makam pahlawan Kalibata. Pelaksana Tugas Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Kediri Edhi Purwanto, Selasa mengatakan pemindahan makam adalah keputusan dari keluarga, dan pemkab tidak mempunyai hak untuk tidak mengizinkan. "Keputusan (pemindahan makam) itu adalah hak keluarga dan Departemen Sosial," katanya dikonfirmasi. Ia juga mengatakan, pemkab belum ada rencana untuk menjadikan lokasi makam yang diyakini tempat dikuburkanannya pejuang nasional Tan Malaka di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri sebagai lokasi wisata. Pemkab, kata dia, sampai saat ini juga belum mendapatkan tembusan benar atau tidaknya makam tersebut berisi jenazah Tan Malaka. "Pemkab biasanya ada tembusan, tapi sampai saat belum ada. Itu juga hak keluarga, memberikan tembusan," ujarnya. Keluarga tokoh pejuang kemerdekaan Tan Malaka meminta pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) untuk memindahkan makam tokoh itu secara simbolis dari Selopanggung, Kediri, ke Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta. Keponakan Tan, Zulfikar Kamarudin, menyebut keluarga sudah meyakini bahwa makam di Desa Selopanggung, Kabupaten Kediri, tersebut merupakan tempat bersemayamnya Tan Malaka. Zulfikar juga mengatakan hasil tes penyamaan DNA milik dirinya dan seorang anggota keluarganya dengan sampel jenazah Tan belum dapat ditemukan, meskipun penggalian makam sudah dilakukan sejak Desember 2009. Sampel dari jenazah Tan yang berupa serpihan 0,25 gran gigi dan 1,1 gram tulang dibawa ke berbagai negara seperti Korea Selatan dan Portugal untuk dikeluarkan DNA-nya, namun upaya itu belum berhasil. Dari beberapa pertemuan dengan tim peneliti, di antaranya sejarawan LIPI Asvi Warman Adam, dan peneliti asal Belanda, Harry Poeze, Zulfikar mengatakan secara antropologi forensik dan juga kajian historis, keluarga meyakini bahwa makam di Selopanggung tersebut merupakan kuburan Tan Malaka. Keyakinan itu juga, kata dia, diperkuat dari keterangan Harry Poeze, yang sudah meneliti Tan Malaka sejak 40 tahun yang lalu. "Nanti sebagian saja, simbolik, yang intinya tetap di Kediri," kata Zulfikar saat dihubungi lewat telepon seluler. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014