Surabaya (Antara Jatim) - Pengusaha sekaligus distributor minuman teh kemasan botol, PT Sinar Niaga Sejahtera, siap merevisi harga produknya dalam waktu dekat akibat fluktuasi harga dolar Amerika Serikat. "Estimasi kenaikan harga ini berkisar antara 10-12 persen dibandingkan harga normal Rp5.000 per botol," kata Direktur Penjualan PT Sinar Niaga Sejahtera, Rudi Eko, ditemui di Surabaya, Jumat. Menurut dia, fluktuasi harga dolar AS terhadap rupiah yang sekarang berada di posisi Rp12.000 per dolar AS mempunyai implikasi pada perekonomian nasional. Bahkan, memiliki dampak berkelanjutan pada seluruh sektor pendukungnya di Tanah Air. "Apalagi, 100 persen bahan baku teh "Oolong" yang diolah oleh mitra kerja kami yakni PT Suntory Garuda Beverage memang impor," ujarnya. Akan tetapi, jelas dia, khusus pembuatan kemasan botol dan label merek maka semuanya asli komponen lokal yakni dari Indonesia. Namun, bahan baku teh "Oolong" tersebut tidak dapat diperoleh dari Indonesia karena di dalam negeri tidak ada tanaman jenis itu. "Oleh sebab itu, mau tidak mau bisnis minuman kami terpengaruh naik turunnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah," ulasnya. Mengenai rencana kenaikan harga produknya, prediksi dia, hal tersebut akan terjadi pada dua hingga tiga bulan mendatang walaupun produk tersebut baru dipasarkan pada bulan Mei tahun 2013. "Meski begitu, kami yakin pasar minuman di Tanah Air bisa memahami kondisi itu," katanya. Selain itu, kata dia, sampai sekarang pasar teh di penjuru Nusantara kian meningkat menyusul semakin besarnya kesadaran masyarakat mengonsumsi minuman yang mengandung bahan alami dan menyehatkan tubuh misalnya memiliki kandungan antioksidan tinggi. "Di Indonesia, konsumsi teh nomor satu masih dipegang oleh penduduk yang berada di Pulau Jawa terutama Provinsi Jawa Barat. Lalu, peringkat berikutnya masyarakat di Pulau Sumatera," katanya. Pada tahun ini, lanjut dia, pihaknya masih fokus membidik pasar domestik karena selama ini penguasaan bisnisnya terhadap pasar teh kemasan botol di Indonesia masih berkisar antara 1-2 persen. Angka tersebut juga sama dengan posisi secara nasional mengingat pemasaran produknya tergolong baru dibandingkan pesaing lainnya di Indonesia. "Tapi, kami juga berupaya mengembangkan jaringan pemasaran hingga ke luar negeri. Sampai sekarang produk kami mampu menembus pasar Vietnam dan Brunei Darussalam," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014