Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta warga mengaktifkan kembali pos kamling di wilayahnya masing-masing untuk mengantisipasi masuknya ancaman teroris, sekaligus menjaga keamanan dan ketertiban. "Bagi kampung-kampung yang pos kamlingnya tidak aktif maka harus diaktifkan. Bagi yang sudah, harus diperkuat dan dipertahankan," ujarnya kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis. Di samping itu, gubernur juga berharap peran serta masyarakat untuk tetap berkoordinasi dengan aparat keamanan di wilayahnya, baik TNI maupun Polri. Tidak itu saja, gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo tersebut juga berharap keaktifan masyarakat jika melihat seseorang tak dikenal dengan perilaku yang aneh di wilayahnya. "Aneh maksudnya bukan bentuknya lho, tapi dilihat dari tata cara pergaulan dan perilakunya menunjukkan sikap aneh atau lain dari orang biasanya. Itulah pentingnya koordinasi dengan perangkat kampung dan aparat," kata dia. Tentang masuknya ancaman terorisme di Jatim, Pakde Karwo meyakini bukan sebagai sasaran pokok. Menurut dia, Jatim yang selama ini dikenal aman membuat pelaku merasa tak diawasi. "Sehingga peran serta masyarakat menjadi sangat penting sebagai bentuk sistem kontrol. Kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap tetangganya juga harus sangat tinggi," ucapnya, berharap. Pihaknya juga mengaku tetap melakukan koordinasi dan pertemuan dengan Polda Jatim dan Pangdam V/Brawijaya serta pihak-pihak lainnya untuk mengantisipasi masuknya jaringan terorisme di Jawa Timur. Sebelumnya, Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik (Bakesbangpol) Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberi perhatian dengan melakukan evaluasi khusus setelah adanya penangkapan dua terduga teroris di Surabaya pada Senin (20/1) malam. "Salah satunya dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap gerakan-gerakan intoleran di Jatim. Kami akan melakukan evaluasi," ujar Kepala Bakesbangpol Provinsi Jatim Zainal Muhtadien. Diketahui, pada Senin malam lalu, Tim Densus 88/Antiteror menangkap dua orang terduga teroris di kawasan SPBU Kedung Cowek, Kenjeran, Surabaya. Masing-masing berinisial M dan R. Polisi yang sudah memantau sejak lama langsung meringkus keduanya tanpa perlawanan. Kemudian, aparat menggeledah rumah dan menemukan sejumlah rangkaian bom, dua tabung besi dengan panjang 20 cm dan diameter 5 cm. Tabung tersebut berisi paku yang disusun tiga shaf, ditutup lakban dan dihubungkan dengan switching dan timer. Selain itu, petugas Densus 88 juga menemukan buku-buku dan bendera warna hitam. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014