Banyuwangi (Antara Jatim) - Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia berencana membuka rute Surabaya-Banyuwangi pada April 2014 setelah melakukan kajian dan penjajakan terhadap potensi pasar pada rute di Jawa Timur tersebut. Rencana pembukaan rute tersebut ditandai dengan penerbangan khusus tanpa penumpang komersial (ferry flight) pesawat Garuda Indonesia jenis ATR72-600 dari Jakarta menuju Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Kamis. Ikut dalam penerbangan itu antara lain Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Direktur Komersial Garuda Indonesia Erik Meijer yang didampingi istrinya Maudy Koesnaedi. "Masuknya Garuda Indonesia akan semakin mempermudah aksesibilitas menuju Banyuwangi, karena sebelumnya sudah maskapai Wings Air yang beroperasi di rute Surabaya-Banyuwangi," kata Abdullah Azwar Anas. Menurut bupati, aksesibilitas menjadi hal penting untuk mengundang wisatawan dan investor ke daerahnya sehingga ekonomi lokal ikut bergerak. "Makin banyak maskapai yang masuk Banyuwangi, juga menunjukkan ekonomi daerah kami terus bergerak maju dengan ditopang sektor agribisnis, pariwisata dan industri," tambahnya. Direktur Komersial Garuda Indonesia Erik Meijer mengemukakan pihaknya telah melakukan kajian pasar terhadap pasar rute penerbangan Surabaya-Banyuwangi yang potensinya sangat menjanjikan. "Potensi pasar rute Surabaya-Banyuwangi menjanjikan, baik untuk segmen pebisnis maupun wisatawan. Kami juga melihat penerbangan yang sudah menggarap rute Banyuwangi selalu penuh penumpangnya," katanya. Dari sisi pariwisata, ia menilai Banyuwangi memiliki beragam destinasi menarik, seperti Kawah Ijen, Pantai Pulau Merah, Pantai Plengkung, Teluk Hijau, dan wisata perkebunan dengan konsep agrotourism. "Saya melihat promosi wisata Banyuwangi cukup gencar sehingga daerah ini semakin jadi favorit wisatawan. Dari kondisi itu, kami memutuskan untuk menggarap rute penerbangan ke Banyuwangi," tambahnya. Dalam tiga tahun terakhir, jumlah penumpang pesawat di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, mengalami kenaikan cukup tinggi. Saat pertama kali dioperasikan tahun 2011, jumlah penumpang hanya sekitar 7.000 orang, kemudian melonjak jadi 24.000 orang setahun berikutnya dan naik hampir dua kali lipat menjadi 44.000 orang pada 2013. Abdullah Azwar Anas menambahkan pengembangan Bandara Blimbingsari akan dilakukan pada 2014 dengan pembangunan terminal baru seluas 3.500 meter persegi. Selain itu, landasan paju yang telah diperpanjang menjadi 1.800 meter, juga akan ditingkatkan ketebalannya dari 12 menjadi 17 PCN (pavement classification number) sehingga memungkinkan bisa didarati pesawat jenis Boeing 737-200. "Mulai tahun ini, Bandara Blimbingsari kami bangun dengan konsep hijau, tanpa AC (mesin pendingin ruangan), kecuali pada ruang tertentu. Kami tidak ingin meniru kota-kota lain yang membangun bandara besar penuh kaca, namun biaya operasionalnya tinggi," ujarnya. Menurut Anas, penerapan konsep hijau akan membuat penumpang merasa nyaman, biaya operasional lebih efisien dan membantu terciptanya keberlanjutan lingkungan. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014