Surabaya (Antara Jatim) - Pengasuh Pondok Pesantren Baitun Naim Kota Surabaya KH Naim Ridwan atau dikenal Gus Naim menyatakan penggunaan nama dan gambar almarhum KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur dalam atribut kampanye Partai Kebangkitan Bangsa bagian dari penghormatan terhadap ketokohan almarhum. "Gus Dur juga pendiri PKB, bagaimanapun juga itu bagian dari penghormatan," kata Gus Naim di sela-sela Peringatan Haul ke-4 Gus Dur di Ponpes Baitun Naim Surabaya, Sabtu. Namun demikian, Gus Naim yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Surabaya dari PKB ini, mengakui jika pihak keluarga Gus Dur merasa keberatan saat nama mantan Presiden RI tersebut digunakan dalam atribut PKB. Ia menilai larangan penggunaan nama dan gambar Gus Dur dalam spanduk maupun baliho para caleg PKB sebagai dampak ketidakharmonisan hubungan selama ini. "Menurut saya sebenarnya tidak prinsip. Itu hanya masalah kebuntuan komunikasi," katanya. Gus Naim menilai, Gus Dur merupakan sosok pemimpin yang namanya telah mendunia. Untuk itu, mantan Ketua umum PBNU itu bukan saja milik keluarga, namun telah menjadi milik rakyat. "Beliau ini kan mantan Presiden dan namanya sudah diakui oleh pemimpin dunia," katanya. Istri mediang KH Abdurrahman Wahid, Hj Sinta Nuriyah Wahid, saat menjadi pembicara di Partai Nasdem di Surabaya, Kamis (26/12), menegaskan, apabila ada salah satu partai yang menggunakan gambar almarhum suaminya itu, dianggap sama saja dengan mencuri. Menurut ia, larangan itu pernah diwasiatkan oleh Gus Dur sebelum wafat sehingga siapa saja yang menggunakan gambarnya akan disomasi. Sementara itu, terkait penyelenggaraan Haul ke-4 Gus Dur, KH Naim Ridwan mengungkapkan, kegiatan tersebut dilakukan setelah dirinya bertemu dalam mimpi dan disuruh datang ke makamnya. "Bukannya diperintah oleh siapa, tapi saya didatangi beliau lewat mimpi tiga kali berturut-turut." katanya. Untuk itu, sebelum menggelar Haul, ia bersama rombongan mendatangi makam Gus Dur di komplek Ponpes Tebu Ireng Jombang. "Sebelum acara Haul ada sekitar 10 bus yang kami sewa untuk pergi ke makam beliau," katanya. Dalam peringatan tersebut, Ponpes Baitun Naim menggelar berbagai kegiatan, selain tahlil kubro dan pengajian umum, juga pawai budaya dan pagelaran wayang Kulit. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menghadiri pawai budaya di Ponpes Baitun Naim mengatakan bahwa ketauladanan Gus Dur perlu dicontoh. "Semua orang mengetahui bahwa Gus Dur sosok pluralis yang tidak memandang orang itu warna kulitnya apa, sukunya apa, agamanya apa. Semua dianggapnya sama, jika ini diterapkan maka akan tercipta kedamaian di negara ini," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013