Malang (Antara Jatim) - Daging impor asal Australia mulai menyerbu pasar-pasar tradisional di wilayah Kota Malang, Jawa Timur, sehingga meresahkan para jagal yang ada di daerah itu. Ketua Himpunan Pengusaha Muslim Indonesia (HPMI) Seksi Jagal Kota Malang Abu Hasan, Rabu, mengakui pihaknya menyayangkan kebijakan pemerintah yang membuka peluang dan keran impor daging sapi yang cukup lebar, namun tidak membatasi distribusinya di pasaran. "Daging impor yang masuk ke Indonesia ini seharusnya untuk memasok kebutuhan hotel dan restoran besar atau supermarket, bukan didistribusikan langsung ke pasar-pasar tradisional seperti yang terjadi sekarang ini," tegasnya. Ia mengakui kebutuhan daging di Tanah Air memang harus dipenuhi, bahkan tidak mungkin tidak mengimpor dari negara lain akibat kelangkaan sapi poto ng yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir ini. Untuk mengatasi kelangkaan sapi di dalam negeri, termasuk di Malang, tegas Abu Hasan, pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan membuka keran impor sapi hidup. Kalaupun, sudah dalam bentuk daging, seharusnya hanya untuk konsumsi supermarket, hotel dan restoran saja. Apalagi, lanjutnya, selisih harga daging lokal dengan daging impor di pasara-pasar tardisional cukup signifikan, yakni hampir mencapai Rp25 ribu per kilogram. Harga daging lokal di pasaran mencapai Rp100 ribu/kg, sedangkan daging impor hanya Rp75 ribu hingga Rp76 ribu/kg. Ia menilai keberadaan daging impor masih diragukan kehalalannya karena masyarakat tidak tahu bagaimana proses pemotongannya. Sedangkan daging sapi lokal yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) melalui proses pemeriksaan cukup ketat, khususnya masalah kesehatan sapi yang akan disembelih. Akibat membanjirnya daging sapi impor dari Australia tersebut, kata Abu Hasan, omzet penjualan pedagang sapi lokal menurun hingga 50 persen lebih karena kalah bersaing dengan harga daging sapi impor yang harganya lebih murah. "Kami berharap pemerintah membuat kebijakan impor sapi saja, bukan dalam bentuk daging, sebab proses penyembelihannya nanti lebih jelas dan tidak meragukan," katanya, menandaskan. Harga daging sapi di Kota Malang dalam beberapa pekan terakhir ini naik drastis, dari Rp84 ribu-Rp85 ribu per kilogram menjadi Rp100 ribu per kilogram. Sementara pemotongan sapi di RPH Kota Malang juga menurun, dari rata-r ata sekitar 70 ekor, turun menjadi sekitar 40 ekor sampai 43 ekor per hari.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013