Surabaya (Antara Jatim) - Sejumlah pengusaha minyak dan gas bumi (migas) meminta pemerintah pusat segera mengatasi krisis energi di Sumatera Utara, menyusul pemindahan "Floating Storage Regasification Unit/FSRU" dari Belawan, Sumatera Utara ke Lampung. Ketua Asosiasi Pengusaha Pengguna Minyak dan Gas (Apimigas) Sumut, Johan Brien, mengungkapkan, kini kondisi industri di Sumatera Utara sedang sekarat akibat minimnya ketersediaan energi di kawasan itu. "Pemindahan 'FSRU' untuk Medan sangat tidak 'fair'," ujarnya di Surabaya, Minggu. Menurut dia, strategi Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan memindahkan "FSRU" memunculkan masalah tersendiri. Saat itu, Dahlan merevisi Inpres Nomor 1 Tahun 2011 dengan dalih pemindahan FSRU Belawan ke Lampung untuk kebaikan negara. "Hal itu dilatarbelakangi keoptimisan Mantan Direktur Utama PLN tersebut, bahwa pada tahun 2014 Aceh dan Sumatera Utara bakal kelebihan pasokan gas. Khususnya, saat Pertamina selesai melakukan revitalisasi Arun," ucapnya. Namun, jelas dia, kondisi yang terjadi kini justru sebaliknya karena beberapa bulan terakhir provinsi tersebut mengalami krisis listrik. Akibatnya, kian banyak "trader" yang mulai bermunculan di wilayah itu. "Di sisi lain, pasokan gas dari Sumur Benggala memang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan energi di Sumut karena hanya menyediakan dua mmscfd," katanya. Padahal, tambah dia, pelaku industri di Sumut membutuhkan pasokan gas sebesar 22 mmscfd. Bahkan, PLN Belawan juga memerlukan pasokan gas sebesar 60 mmscfd. Meski demikian, harga gas dari Sumur Benggala sebesar delapan dolar Amerika Serikat per mmbtu/"million metric british thermal units". "Bila dibandingkan, harga gas di Malaysia lebih murah daripada harga di Benggala. Penyebabnya, di sana dapat subsidi pemerintah," tuturnya. Jika tidak dilakukan relokasi "FSRU", yakin dia, masalah krisis gas di Sumut kini bisa teratasi baik pada jangka pendek maupun jangka panjang. Keyakinan itu dipicu kapasitas "FSRU" di sana yang bisa mencapai 200 "mmscfd".(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013