Surabaya (Antara Jatim) - Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Prof Dr H Abd A'la MAg yang juga koordinator Tim Rekonsiliasi Sunni-Syiah Sampang menyebut tiga kendala untuk rekonsiliasi antartokoh yang dikemas dalam konflik Sunni-Syiah di Sampang. "Kendala utamanya adalah faktor pendidikan. Masyarakat Sampang sebenarnya tidak memiliki pemahaman yang benar tentang Syiah, tapi mereka pasrah kepada tokohnya secara 'buta' karena mereka sendiri buta aksara," katanya kepada Antara di Surabaya, Jatim, Jumat. Di sela-sela serangkaian lomba antarmahasiswa terkait alih status IAIN Sunan Ampel Surabaya ke UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, ia menjelaskan faktor kendala yang juga penting adalah toleransi kepada tetangga yang masih rendah. "Sebenarnya, kelompok Sunni-Syiah bisa hidup berdampingan karena kedua merupakan aliran yang benar dalam Islam, namun ada kelompok yang perilakunya tidak toleran dan hormat kepada tetangganya hingga menimbulkan kekagetan budaya yang akhirnya bermasalah," ungkapnya. Faktor terakhir yang juga menjadi kendala rekonsiliasi adalah rekonsiliasi tidak berjalan secara alami antarkelompok Sunni-Syiah, namun ada kepentingan eksternal yang melakukan provokasi dan hal itu menjadi runyam karena masyarakat yang berpendidikan rendah memang mudah terpengaruh. "Tapi, kami akan terus melakukan pendekatan, saya tidak perlu memberitahukan bentuk pendekatan yang kami lakukan. Yang jelas, kami mendekati tokoh-tokoh inti dari kedua kelompok secara bertahap dan persuasif," tuturnya. Menurut dia, pendekatan yang dilakukan tim rekonsiliasi hanya bersifat kemanusiaan, sedangkan teknis implementasi dari hasil pendekatan itu menjadi tugas dari Kementerian Agama (Kemenag) Jatim dan Pemprov Jatim. "Ibaratnya, kami hanya membuka pintu, sedangkan siapa yang menerima tamu dan mempersilakan tamu untuk masuk serta berbincang-bincang bukan tugas kami. Secara akademis, kami melakukan pendekatan komunitas untuk kebaikan bersama," ujarnya. Secara terpisah, Bendahara Badan Pengelola Asrama Haji (BPAH) Sukolilo Surabaya HM Naim MAg menyatakan siap menampung pengungsi Syiah asal Sampang yang kini berada di Rumah Susun Pasar Puspa Agro, Jemundo, Taman, Sidoarjo untuk persiapan kembali ke kampung asal. "Penampungan itu hanya sementara untuk persiapan kembali ke kampung asal mereka di Sampang, bukan relokasi. Mereka berada di Asrama Haji Sukolilo Surabaya untuk berdialog dengan para ulama Sampang, kemudian hasilnya akan dibawa ke masyarakat Sampang agar para pengungsi itu bisa diterima di Sampang," katanya.(*) (foto: laman IAIN Sunan Ampel Surabaya)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013