Surabaya (Antara Jatim) - Perusahaan penyedia solusi keamanan "backup" dan ketersediaan Symantec bekerja sama dengan distributor produk dan layanan teknologi informasi serta komunikasi PT ECS Indo Jaya (ECS) berkomitmen melindungi konsumen dari berbagai ancaman kejahatan dunia maya. "Kini, konsumen di Indonesia semakin mencari solusi keamanan yang akan membantu mereka mengantisipasi ancaman keamanan beragam aktivitas 'online'-nya," kata Consumer Sales Manager Symantec untuk Indonesia, Rita Nurtika, pada jumpa pers kerja sama Symantec-ECS di Surabaya, Jumat. Oleh karena itu, yakin dia, jalinan kerja samanya dengan distributor berbagai produk tekologi, informasi, dan komunikasi tersebut maka segala permintaan pasar dapat dipenuhi. Bahkan, termasuk kebutuhan masyarakat TI terhadap layanan purnajual. "Apalagi, saat ini para pengguna telepon seluler pintar, gadget, maupun komputer jinjing tidak hanya memerlukan produk seperti antivirus guna melindungi kegiatan online mereka," ujarnya. Akan tetapi, tambah dia, seiring perkembangan zaman dan besarnya kebutuhan masyarakat terhadap perangkat TI juga membutuhkan produk keamanan lain misalnya "antithief" di mana mampu memudahkan konsumen saat mereka kehilangan alat komunikasinya. "Meski ponsel atau gadget si pengguna hilang, ia tidak perlu bingung. Dengan menggunakan produk keamanan 'antithief' maka konsumen bisa menyelamatkan datanya baik di akun surat elektroni, 'bank account', dan lainnya," katanya. Mengenai komitmen melindungi aktivitas dunia maya masyarakat, "Product Manager" PT ECS Indo Jaya, Adrian Tirta, menyatakan, siap membantu pasar TI dengan menyalurkan beragam produk Norton Symantec di Indonesia. "Contoh, 'Norton Antivirus', 'Norton Internet Security', 'Norton 360 Multi-Device', dan 'Norton Mobile Security'," katanya. Hal itu, lanjut dia, juga didukung oleh banyaknya pengalaman melalui penyebaran jaringan distribusi dan lebih dari 4.000 reseller secara nasional. Selain itu, pada saat ini pihaknya ikut didorong jalinan kerja sama dengan 20 "brand" produk TI ternama di pasar nasional maupun internasional. "Kini kami masih fokus dengan jumlah 'brand' itu dan akan ditingkatkan pada masa mendatang seiring kian bertambahnya kesadaran masyarakat TI untuk melindungi aktivitas 'online'-nya dari ancaman dunia maya. Salah satunya, ancaman pembajakan," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013