Surabaya (Antara Jatim) - ITS, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Kabupaten Berau (Kaltim), dan Hochscule Wismar University of Applied Science bekerja sama untuk mengembangkan potensi Pulau Poteran di Sumenep (Jatim) dan Pulau Maratua di Berau. "KKP telah menetapkan ITS untuk mengadopsi dua kepulauan, yakni Pulau Poteran di Kabupaten Sumenep dan Pulau Maratua di Kabupaten Berau," kata Dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS Prof Ir Eko Budi Jatmiko MSc PhD di Surabaya, Kamis. Di sela-sela "Sustainable Island Development Initiatives (SIDI) Week 2013" pada 13-17 November 2013, ia menjelaskan tim ITS dan Jerman membahas kerja sama itu melalui SIDI di Surabaya pada 13-14 November, lalu tim berkunjung ke kedua pulau itu pada 15-17 November. "Kerja sama ITS-Jerman itu sendiri merupakan tindak lanjut perjanjian kedua pihak yang ditandatangani pada tahun 2012, lalu KKP memberi apresiasi atas tindak lanjut kerja sama kami itu dalam bentuk SIDI 2013," tuturnya. Bahkan, dalam pernyataan tertulis pada SIDI 2013 itu, Dirjen Kepulauan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) KKP Sudirman Saad mengakui hanya ada empat perguruan tinggi yang serius mengeksekusi "adopsi" pulau itu. "Yang benar-benar memberikan langkah kongkret untuk kerja sama ini hanya empat perguruan tinggi, yakni ITS, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Hasanudin (Unhas), dan Universitas Indonesia (UI)," ujar Eko mengutip Sudirman Saad. Oleh karena itu, KKP berharap program SIDI dapat terus berlanjut untuk tahun-tahun mendatang, bahkan Dirjen KP3K mengaku siap memberi dukungan untuk pelaksanaan program ini agar bisa lebih implementatif nantinya. "Fokus yang dikembangkan di kedua pulau itu pun berbeda. Untuk Pulau Poteran lebih ditujukan pada penelitian tentang ekstrak herbal tropis yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan produk medis, gizi maupun kosmetik," ungkapnya. Sementara Pulau Maratua di Berau, Kaltim, akan lebih diarahkan untuk mewujudkan potensi wisata bahari pulau dengan mempertimbangkan sisi lingkungan dan sosial di pulau tersebut. "Pulau-pulau kecil yang ada di Indonesia sebenarnya memiliki potensi alam yang sangat besar. Terlebih posisinya banyak yang strategis, karena itu kami memiliki tanggung jawab untuk itu," tukasnya. Sebelumnya (7/11), ITS juga menandatangani kerja sama dengan National Maritime Research Institut (NMRI) dari Jepang untuk penelitian, penyelidikan, dan pertukaran peneliti maritim. "Indonesia adalah Negara Kepulauan seperti Jepang, karena itu MoU yang dilakukan bersama akan memajukan penelitian tentang keamanan maritim," kata Kepala Direktur NMRI Jepang Dr Kazuhiro Mori, didampingi Rektor ITS Prof Ir Tri Yogi Yuwono DEA. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013