Surabaya (Antara Jatim) - Panitia penyelenggara lomba balap sepeda "Banyuwangi Tour de Ijen 2013" (BTdI) mengirimkan contoh urine para pebalap ke Thailand untuk kepentingan tes doping, sebagai salah satu persyaratan dari Organisasi Balap Sepeda Internasional (UCI). "Tim kami sudah berangkat ke Thailand untuk mengirimkan sampel urine para pebalap peserta Tour de Ijen," kata Ketua Panitia Penyelenggara Tour de Ijen, Guntur Priambodo, ketika dihubungi dari Surabaya, Kamis. Menurut ia, pengiriman contoh urine pebalap itu sebagai bagian dari penegakan aturan anti-doping yang disyaratkan UCI untuk balapan berstandar internasional. Contoh urine peserta Tour de Ijen diperiksa di National Doping Control Centre di Mahidol University, Bangkok, yang merupakan salah satu tempat pemeriksaan urine yang diakui UCI. Guntur menegaskan penegakan aturan antidoping merupakan hal penting untuk menjaga sportivitas dalam pelaksanaan balapan internasional UCI Grade 2.2 yang telah berlangsung pada 2-5 November 2013. "Melalui penegakan aturan antidoping ini, kami berharap UCI bisa terus meningkatkan poin untuk pelaksanaan Tour de Ijen. Penegakan aturan antidoping juga sekaligus meningkatkan kredibilitas lomba sehingga balapan yang telah diselenggarakan sebanyak dua kali ini semakin diminati banyak peserta, baik lokal maupun mancanegara," tambah Guntur. Balapan Tour de Ijen menempuh total jarak 606,5 kilometer yang terbagi dalam empat etape lomba dimenangkan pebalap asal tim Tabriz Petrochemical Iran, Mirsamad Pourseyedigolakhair, yang membukukan catatan waktu tercepat 16 jam 11 menit 43 detik. Selain itu, Tabriz Petrochemical juga mengukuhkan diri sebagai tim terbaik pada balapan berhadiah total Rp700 juta setelah mengoleksi total waktu terbaik 48 jam 47 menit 22 detik. Adapun kategori raja tanjakan (red jersey) direbut Rahim Emami dari tim RTS Santic Taiwan yang memenangi etape terakhir, selanjutnya green jersey (raja sprint) dikuasai pebalap Terengganu Cycling Malaysia, Mohd Shahrul Mat Amin. Tuan rumah Banyuwangi Racing Cycling Community (BRCC) menempatkan Muhammad Taufik sebagai pebalap Indonesia terbaik (red white jersey), dan secara keseluruhan tim tersebut berada di peringkat ke-3 dari 20 tim peserta (14 mancanegara dan enam lokal). Tambah Etape Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi masih mempertimbangkan kemungkinan penambahan etape pada perlombaan Tour de Ijen tahun depan, dari empat menjadi lima etape. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengemukakan penambahan etape lomba bukan sesuatu yang mudah, karena pihaknya harus memperhatikan banyak faktor, terutama infrastruktur jalan. "Nanti akan kami evaluasi dan kaji lagi. Yang jelas, kami cukup puas dan lega perlombaan Tour de Ijen tahun ini berjalan sukses dan lancar," ucapnya. Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo dan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Edmond JT Simorangkir mengungkapkan harapannya balapan Tour de Ijen tahun depan bisa ditambah etapenya. "Tour de Ijen bukan hanya sebuah ajang olahraga, tapi juga memadukan unsur pariwisata. Masih banyak potensi wisata lain di Banyuwangi yang bisa dieksplorasi dan dilalui rute balapan tahun depan," kata Roy Suryo di sela-sela membuka balapan itu. Menurut Menpora, kehadiran tim-tim kontinental mancanegara dari Asia, Australia dan Eropa menjadi salah satu bukti bahwa Tour de Ijen memiliki kualitas dan diperhitungkan. Pada pelaksanaan tahun kedua ini, Pemkab Banyuwangi selaku penyelenggara telah menambah etape lomba dari sebelumnya hanya tiga menjadi empat etape dengan melintasi 16 kecamatan, termasuk kawasan wisata Pantai Pulau Merah dan Kawah Ijen sebagai ikon lomba.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013