Baghdad (Antara/Reuters) - Seorang penyerang bunuh diri menabrakkan truk minyak yang berisi bom ke kantor polisi Irak di sebuah desa sebelah utara Baquba, Rabu, menewaskan sedikitnya enam aparat, kata beberapa pejabat.
Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas pemboman itu, namun anggota-anggota pasukan keamanan merupakan sasaran utama serangan militan Sunni yang terkait dengan Al Qaida.
"Saya sedang duduk di menara ketika saya melihat sebuah truk minyak yang melaju menabrak pintu gerbang kantor kami," kata Thamer Hatim, seorang polisi berusia 23 tahun, kepada Reuters. "Penjaga menembakinya, dan saya juga, namun kendaraan itu tidak berhenti dan meledak di sana."
Juga Rabu, seorang penembak gelap menembak seorang polisi yang sedang berpatroli di daerah Sadr City, Baghdad, dan di Saba al-Bour, sebelah utara ibu kota Irak tersebut, ledakan bom pinggir jalan menewaskan empat orang, kata polisi.
Di daerah Abu Ghraib, Baghdad barat, serangan bom pinggir jalan menewaskan dua anggota milisi Sahwa pro-pemerintah. Sahwa, yang terbentuk dari orang-orang suku Sunni Arab yang berpihak pada militer AS, memerangi Al Qaida sejak akhir 2006, dan tindakan mereka itu telah mengubah peta perang di Irak.
Kekerasan di Irak telah mencapai tingkatan yang belum pernah terlihat sejak 2008, ketika negara itu mulai bangkit dari konflik sektarian mematikan pada 2006-2007 yang merenggut puluhan ribu jiwa.
Hampir 900 orang sipil tewas di Irak pada September, menurut misi PBB di Irak.
Kekerasan Rabu itu merupakan yang terakhir dari gelombang pemboman dan serangan bunuh diri di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.
Lebih dari 800 orang tewas dalam serangan-serangan selama Agustus, yang telah menjadi salah satu bulan paling mematikan di Irak.
Berdasarkan data yang dihimpun PBB dan pemerintah Irak, Juli merupakan bulan paling mematikan dalam lima tahun dengan jumlah korban tewas lebih dari 1.000 orang.
Jumlah kematian akibat serangan-serangan di Irak telah mencapai ribuan orang sejak awal tahun ini.
Gelombang serangan di Irak meningkat sejak awal tahun ini, dan menurut laporan PBB, lebih dari 2.500 orang tewas dari April hingga Juni saja, jumlah tertinggi sejak 2008.
Jumlah kematian pada Maret mencapai 271, sementara sepanjang Februari, 220 orang tewas dalam kekerasan di Irak, menurut data AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.
Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013