Banyuwangi (Antara Jatim) - Tim tuan rumah Banyuwangi Racing Cycling Community meraih hasil bagus dengan menembus posisi tiga besar pada lomba balap sepeda internasional "Banyuwangi Tour de Ijen 2013" yang berakhir Selasa. Dari 20 tim peserta (14 mancanegara dan enam lokal), BRCC berhasil menempati peringkat ketiga klasemen akhir kategori tim dengan mengoleksi total waktu 48 jam 57 menit 17 detik. Muhammad Taufik dan kawan-kawan tertinggal 9 menit 55 detik dari Tabriz Petrochemical Iran yang tampil sebagai juara. Sedangkan peringkat kedua direbut RTS Santic Taiwan yang terpaut 2 menit 10 detik. Selain sukses menembus posisi tiga besar, BRCC juga menempatkan tiga pebalapnya di peringkat teratas kategori "best Indonesia rider", masing-masing adalah Muhammad Taufik yang berhak atas "red-white jersey", diikuti pebalap veteran Tonton Susanto dan Warseno. Keberhasilan tim BRCC menembus dominasi tim balap sepeda mancanegara ditentukan pada etape keempat atau terakhir yang menempuh jarak 166,3 kilometer, dari depan Stasiun Kalibaru menuju Paltuding di kawasan objek wisata Kawah Ijen berketinggian 1.876 meter di atas permukaan laut. Dalam balapan menempuh rute terberat tersebut, Muhammad Taufik mampu finis di urutan ke-9 dan Tonton Susanto di posisi ke-10, serta Warseno mengikuti masuk dalam jajaran 20 besar pebalap terdepan. "Kami cukup puas dengan hasil balapan tahun ini. Keberhasilan ini buah kerja keras seluruh tim dalam menjalani persiapan sebelum Tour de Ijen," kata Taufik selepas perlombaan. Dari empat etape lomba, hanya sekali Muhammad Taufik gagal finis di posisi 10 besar, yakni etape ketiga dari Jajag menuju Lapangan Maron, Kecamatan Genteng, Senin (4/11). Sementara pada etape pertama dan kedua, pemuda kelahiran Rogojampi, Banyuwangi, itu, mampu menerobos dominasi pebalap mancanegara dengan finis di urutan ke-7 dan terdepan di antara para pebalap Indonesia dari enam tim yang berlaga. "Khusus pada etape terakhir dan terberat, saya dan teman-teman memang berusaha menjaga stamina dengan tidak memforsir tenaga sebelum memasuki rute tanjakan 30 kilometer menjelang finis," tambah Taufik. Jalur "neraka" dan berkelok menuju Paltuding, Kawah Ijen, memaksa belasan pebalap harus minggir dan gagal melanjutkan lomba, karena mengalami kelelahan. Pemegang "yellow jersey" selama dua etape sebelumnya Jason Christie dari tim OCBC Continental Singapura, tidak mampu mempertahankan posisinya setelah hanya finis di urutan ke-36 dengan tertinggal lebih dari 18 menit di belakang pemenang lomba. Secara terpisah, Ketua Pengcab Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Banyuwangi Guntur Priambodo mengaku senang dengan keberhasilan tim BRCC masuk posisi tiga besar di tengah ketatnya persaingan dan dominasi pebalap mancanegara. "Kami memberikan apresiasi tinggi terhadap perjuangan para pebalap BRCC yang ternyata mampu bersaing dengan tim-tim kontinental dari Asia dan Eropa," ujar Guntur yang juga Ketua Panpel Tour de Ijen 2013. Tabriz Berjaya Pada balapan Tour de Ijen yang berlangsung sejak Sabtu (2/11), tim Tabriz Petrochemical Iran berjaya dengan membawa pulang dua gelar juara, yakni kategori individu dan tim. Pebalap Tabriz Mirsamad Pourseyedigolakhair berhasil merebut "yellow jersey" dalam lomba menempuh total jarak sejauh 606,5 kilometer dengan catatan waktu tercepat 16 jam 11 menit 43 detik. Sedangkan dalam kategori tim, Tabriz Petrochemical yang pernah beberapa kali menjuarai "Tour de East Java" mengukuhkan diri sebagai tim terbaik dengan membukukan total waktu 48 jam 47 menit 22 detik. Sementara untuk raja tanjakan (red jersey) direbut Rahim Emami dari tim RTS Santic Taiwan yang memenangi etape terakhir, selanjutnya "green jersey" (raja sprint) dikuasai pebalap Terengganu Cycling Malaysia, Mohd Shahrul Mat Amin. (*) keterangan foto: (ki-ka) Tonton Susanto, Muhammad Taufik dan Warseno di podium juara "best Indonesia rider"

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013