Surabaya (Antara Jatim) - Badan Perpustakaan dan Kearsipan Pemprov Jatim menyatakan ada sekitar 3.010 desa/kelurahan di Jawa Timur yang telah memiliki perpustakaan.
"Jatim ada 8.506 desa/kelurahan, idealnya setidaknya ada 55 persen dari jumlah desa/kelurrahan tersebut yang sudah ada perpustakaanya. Hanya saja saat ini baru sekitar atau 3.010 desa/kelurahan yang ada perpustakaan, jadi masih kurang sekitar 1.150," kata Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Prov. Jatim A. Mujib Afan saat menjadi salah satu pembicara di acara Talk Show Festival Pustaka Budaya di Kebun Bibit Bratang Surabaya, Sabtu.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya berharap agar desa/kelurahan yang belum memiliki perpustakaan segara dianggarkan. "Ini untuk memacu minat baca warga." katanya.
Selama ini, lanjut dia, pihaknya bekerja sama dengan ibu-ibu PKK untuk memacu minat baca warga di desa-desa. "Kami berharap membaca buku sebagai gaya hidup baru di desa," katanya.
Sementara itu, lanjut dia, pihaknya memberikan apresiasi kepada perpustakaan Kota Surabaya mendapatkan penghargaan berupa juara I tingkat Nasional perpustakaan umum.
Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya, Arini Pakistyaningsih mengatakan, saat ini sudah ada 947 perpustakaan di Kota Pahlawan. Ratusan perpustakaan tersebut tersebar di berbagai tempat seperti di balai RW, rumah susun, puskemas, panti asuhan dan juga terminal. Itu belum ditambah perpustakaan mobil keliling yang mobile berkeliling di 31 kecamatan.
"Kita langsung masuk ke titik sasaran di mana masyarakat berkumpul. Ini upaya untuk mendekatkan perpustakaan kepada masyarakat. Kita ingin masyarakat Surabaya punya minat baca tinggi," jelas Arini.
Dijelaskan Arini, tantangan bagi warga Kota Surabaya ke depannya semakin berat seiring akan diberlakukannya era perdagangan bebas atau "Asia Free Trade Area" (AFTA) pada 2015. Jika tidak gemar membaca, warga Surabaya akan tertinggal dari persaingan di tingkat global.
"Sebuah Negara bisa maju karena punya SDM unggul. Dan itu karena budaya baca yang tinggi. Jika tidak, kita akan tertinggal dan hanya jadi penonton dalam persaingan global," ujar Arini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013