Surabaya (Antara Jatim) - Proyek "box culvert" untuk membangun jalan raya di atas sungai menyebabkan tiga rumah di kawasan Jalan Karang Poh II Surabaya nyaris roboh hingga memaksa proyek berhenti sementara. "Sejak Rabu (23/10), rumah perlahan bergeser dari pondasi dan semakin miring. Karena takut roboh, kami sekeluarga keluar dan pindah ke bangunan kosong dekat rumah," ujar Giman, pemilik rumah nomor 16 yang nyaris roboh ketika ditemui di lokasi, Jumat. Selain rumah milik Giman, terdapat dua rumah lagi yang mengalami kondisi sama, yakni milik Janji (nomor 17) dan Suyatno (nomor 18). Ketiga rumah tersebut letaknya bersebelahan dan semua penghuninya sudah dievakuasi ke tempat lebih aman. Giman yang sehari-hari berjualan bambu di depan rumahnya tersebut mengaku hanya bisa pasrah melihat rumah tiga lantainya nyaris roboh. Ia berharap kepada Pemerintah Kota Surabaya dan kontraktor untuk menindaklanjutinya. "Jumat pagi tadi, Bu Erna Purnawati (Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Erna) bersama pimpinan PT Waskita selaku kontraktor sudah diskusi dengan kami dan sudah ada kesepakatan," katanya. Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa pihak kontraktor akan membangun kembali rumah milik ketiga warga tersebut seperti sedia kala. Namun, untuk melanjutkan proyek maka rumah-rumah itu akan diratakan dengan tanah terlebih dahulu. "Setelah rumah dirobohkan semua, proyek yang saat ini sedang dalam proses pemancangan paku bumi akan dilanjutkan. Secara prinsip kami tidak keberatan, tapi terus terang kami sangat menyayangkannya," katanya. Ketiga rumah tersebut pernah mengalami pembongkaran karena sekitar 2,6 meter tanah dan bangunan di bagian depan rumahnya terkena batas proyek. Setelah menerima kompensasi, Giman merenovasinya beberapa bulan lalu. Rumah milik Giman dan Janji berdiri di lahan 4x7,5 meter, sedangkan milik Suyatno berdiri di atas lahan 8x25 meter. Ketiga keluarga tersebut kini menumpang di rumah milik saudaranya, kecuali Giman dengan istri beserta empat anaknya yang menetap di rumah kos tidak jauh dari tempat tinggalnya. Ketua Komisi C DPRD Surabaya Sachiroel Alim Anwar menyatakan siap menindaklanjutinya dan segera membahas bersama pihak terkait, serta mendatangi pemilik rumah yang terkena imbas proyek. "Kami baru tahu dari media dan Senin (28/10) rencananya ke lokasi untuk melihat langsung. Kami juga akan meminta penjelasan dari semua pihak, mengapa bisa sampai seperti itu," katanya. Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati belum bisa dikonfirmasi. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013