Seoul (Antara) - Presiden Asosiasi Dunia untuk Studi Hallyu (WAHS) Gil Sung Park mengemukakan bahwa kebudayaan pop Korea Selatan yang kini populer dengan nama K-Pop atau Hallyu dan pengaruhnya disebut dengan Gelombang Korea, memiliki nilai-nilai universal.
"Kami percaya diri menyebut Hallyu membawa nilai-nilai universal sehingga bisa dijual ke negara lain. Contohnya, di Hallyu ada pesan perdamaian, kebersamaan, modal sosial, kreativitas dan kompetensi. Semua itu univerisal dan semua orang bisa melakukannya," katanya ketika ditemui pada kongres pertama dunia untuk Hallyu di kampus Korea University di Seoul, Sabtu.
Park yang juga dosen di jurusan sosiologi Universitas Korea University mengemukakan bahwa dengan K-Pop (Korean Pop), Korea Selatan bisa menjalin hubungan dan bahkan kerja dengan sejumlah negara lain.
Mengenai Indonesia, ia mengemukakan bahwa sebetulnya bisa melakukan hal yang sama. Indonesia, kata dia, pasti memiliki seni dan budaya khususnya yang populer dan bisa dijual jika dikelola dengan baik.
Produk kebudayaan pop asal Korea Selatan, katanya, awalnya dikelola oleh perusahaan entertainmen. Saat itu ada seorang penyanyi rap asal Korea Selatan yang kemudian hijrah ke Amerika Serikat.
"Beberapa tahun kemudian ia pulang dan kemudian mendirikan perusahaan entertaimen. Ia memodifikasi lagu-lagu Korea dengan menggandeng musisi dari berbagai negara," katanya.
Dengan menggandeng berbagai pihak dari sejumlah negara, maka produk yang dihasilkan bisa diterima oleh negara lain karena dianggap memiliki nilai yang sesuai dengan selera banyak orang.
"Jadi awalnya dari produk lokal digabung dengan produk global, maka menghasilkan produk global baru, yang kemudian dikenal dengan nama K-Pop ini," kata dia.
Sementara kongres itu sendiri diselenggarakan di kampus Korea University mulai Jumat (18/10) hingga Sabtu. Ratusan peserta dan pembicara dari 23 negara diundang ke pertemuan tersebut.
Selain dari aspek lagu dan drama, kongres itu juga membahas budaya Korea dalam produk lain, seperti bahasa dan seni beladiri Taekwondo.
WAHS dibentuk pada 28 Januari 2013 dan kini telah melakukan aktivitas di 18 cabang di luar negeri. Kongres tersebut, menurut Park, diharapkan dapat memunculkan pemahaman yang lebih baik mengenai Hallyu di era global. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013