Surabaya (Antara Jatim) - Duta Forum Konservasi Satwa Liar Indonesia (Foksi) Jawa Timur Doddy "Mr D" Hernanto dijadwalkan melakukan kampanye satwa liar di Sekolah Cita Hati di Surabaya Barat, Kota Surabaya, pada Sabtu 19 Oktober 2013.
"Kampanye kami lakukan pada hari kedua dalam rangkaian acara 'Heart of Festival' yang digelar oleh sekolah tersebut," kata Mr D di sela memberikan materi bertajuk "Guitar Coaching Clinic" menggunakan gitar ber gadget + MIDI Wireless satu-satunya yang ada di dunia buatan Rick Hanes, di Surabaya, Kamis.
Sebagai Duta FOKSI Jatim, dia akan mengkampanyekan pentingnya pengenalan dan pelestarian satwa baik di in-situ maupun ex-situ. "Ini merupakan momen bagus bagi saya selaku duta untuk menyuarakannya secara langsung kepada generasi muda," ujar Mr D.
Di hadapan ratusan siswa sekolah lanjutan tingkat atas, pelopor metode bermain gitar dengan satu jari ini, akan mengajak Sarah mahasiswi kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya untuk menyanyikan Save Panthera Tigris Sumatrae, lagu yang dikarangnya dalam tempo semalam.
Lagu yang liriknya dibuat oleh Matdon, penyair asal Bandung ini, pernah dinyanyikan di salah satu acara Perkumpulan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) di Museum Indonesia kompleks Taman Mini Indonesia Indah yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar.
Untuk mendukung kampanye satwa liar Mr D di Sekolah Cita Hati, pihak Taman Safari Indonesia (TSI) II Prigen, Pasuruan, akan membawa serta dua ekor satwanya yakni anak singa dan burung Macau asal Brasil.
Upaya mendatangkan dua satwa untuk tujuan edukasi itu dimungkinkan setelah pihak TSI II Prigen mendapatkan izin dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur.
Sesuai dengan regulasi, setiap satwa liar dilindungi yang hendak dibawa keluar dari lembaga konservasi (LK) harus mendapatkan izin dari BBKSDA selaku representasi dari Pemerintah, ujar Mr D.
General Manager TSI II Prigen yang sekaligus Ketua Forum Konservasi Satwa Liar Indonesia (FOKSI) Jatim, Michael Sumampau, mengatakan, pihaknya selalu mendukung kegiatan yang bertujuan menumbuhkan kepedulian terhadap satwa liar.
"Untuk anak usia TK dan sekolah dasar kami lebih menekankan pengenalan kepada satwa. Namun untuk usia pendidikan di atasnya ditambah dengan metode interaktif," ujarnya.
Dalam metode interaktif, kata Michael, siswa dimintai pendapat atau solusi setelah mereka memperoleh pemaparan terkait kehidupan satwa liar baik di in-situ maupun ex-situ beserta sejumlah kendala yang dihadapi.
Dengan demikian para siswa diharapkan lebih peduli terhadap keberlangsungan hidup satwa liar beserta segenap komponen yang mendukung, tambahnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013