Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Senin (30/9), menutup pintu pengeluaran air Waduk Pacal yang disebabkan airnya sudah mencapai titik kritis. "Penutupan pintu dengan mempertimbangkan air yang ada di waduk memang sudah habis," kata Pengamat Waduk Pacal UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Arifin, Minggu. Saat ini, katanya, ketinggian air pada papan duga di waduk setempat setinggi 103,3 meter dengan volume sekitar 1 juta meter kubik. Air yang tersisa itu, sekitar 500 ribu meter kubik berada di sekitar lokasi pintu pengeluaran, sedangkan lainnya tersebar di kawawan tampungan waduk. "Saat ini air waduk masih dikeluarkan 1 meter kubik/detik untuk mengairi tanaman padi di daerah irigasinya sejak beberapa hari lalu," jelasnya. Ditanya dampak tidak dikeluarkannya air waduk, Arifin mengakui tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya akan kekurangan air sehingga terancam gagal panen. Meski pintu waduk sudah ditutup, menurut dia, air Waduk Pacal tetap masih akan ada yang keluar sekitar 0,223 meter kubik/detik melalui pintu pengeluaran yang rusak. "Tanaman padi yang terancam gagal panen seluas 1.100 hektare lokasinya di daerah irigasi timur dan tanaman padi yang lokasinya jauh dengan saluran irigasi Waduk Pacal," kata Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari. Djupari menjelaskan tanaman padi yang terancam mengalami kekeringan karena tidak memperoleh pasokan air Waduk Pacal karena usianya berkisar 25-40 hari. Secara terpisah Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro Edy Susanto membenarkan penutupan pintu Waduk Pacal yang lokasinya di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang karena airnya sudah habis. "Sesuai prosedur air yang masih tetap dibiarkan di waduk sekitar 600 ribu meter kubik sebagai usaha menjaga banggunan waduk tidak rusak," jelasnya. Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, sebelumnya, mengatakan pihaknya sudah mengimbau para petani di daerah irigasi Waduk Pacal pada musim kemarau lalu agar menanam palawija. "Tapi kami tidak bisa melarang petani lebih memilih tetap menanam padi," ujarnya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013