Surabaya (AntaraJatim) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengembangkan sayur-sayuran organik dalam program "Urban Farming" yang didukung pemerintah Selandia Baru. "Sayur-sayuran organik itu sudah siap panen dan kami siap memasarkan hasil panen itu ke masyarakat," kata Ketua Pusat Akselerasi Program Prioritas Eco Campus ITS, Haryo Dwito Armono ST MEng PhD, di kampus setempat, Minggu. Dalam program yang akan dikembangkan dalam ekspansi lahan tanam yang lebih luas itu ada tiga macam sayur yang telah dipanen dalam panen perdana (20/9) yakni bayam merah, bayam hijau, dan kangkung. "Ketiganya adalah sayur organik pertama yang berhasil diproduksi ITS melalui program urban farming, bahkan belum kami timbang berapa berat hasil panennya," ujarnya. Sayur-sayuran ini dipanen setelah ditanam selama 30 hari. Tanpa pupuk kimia dan pestisida, sayur organik ini dipelihara dengan baik dalam "green house" yang dijaga dengan suhu tertentu. Untuk mencegah hama, hewan-hewan predator seperti laba-laba pun sengaja dibiarkan hidup dalam "green house" itu. "Walau ditanam di kota, kita bisa menghasilkan sayur yang kualitasnya sama dengan yang di pegunungan," ungkap Haryo. Sedikitnya terdapat enam "green house" berukuran 7 x 14 meter yang digunakan dalam program "urban farming" yang risetnya didukung pemerintah Selandia Baru itu. "Green house didesain portable, sehingga suatu saat akan bisa dipindahkan ke lahan lain jika nanti didirikan bangunan di lahan ini," tutur dosen Teknik Kelautan ITS itu. Saat ini, green house tersebut berada di kawasan timur kampus ITS, tepatnya di sebelah Jurusan Teknik Material dan Metalurgi. "Kami mengharapkan program urban farming ini dapat didukung oleh sejumlah pihak, terutama Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan untuk penambahan unit green house-nya," katanya. Ia mengatakan ITS juga berencana mengeluarkan buku panduan "urban farming" untuk dapat digunakan oleh masyarakat. Sebelumnya, ITS juga telah berhasil memproduksi pupuk kompos hasil dari pengelolaan sampah di lingkungan kampus. "Pupuk kompos yang digunakan pada program urban farming ini dapat dibeli langsung oleh masyarakat di Composting Center ITS," ucapnya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013