Mendengar nama nasi uduk, asumsi kita langsung ingat makanan asli Betawi. Nasi rasa gurih dengan hiasan irisan telur dadar serta bawang goreng selalu terasa nikmat di lidah. Apalagi menu tersebut dilengkapi dengan lauk ayam goreng, cumi atau udang goreng. Kini nasi gurih yang terbuat dari bahan dasar beras yang dimasak dengan menggunakan santan serta ditambahkan daun salam, daun pandan, sereh dan sedikit ketumbar bubuk itu tidak sulit ditemui di Surabaya. Bagi penggemar kuliner, jika ingin mencari menu yang membuat perut senang tinggal "browsing" di internet, maka akan tampil puluhan lokasi yang menawarkan berbagai menu masakan, termasuk nasi uduk. Sebagian besar nasi uduk dijajakan oleh pedagang kaki lima di sore hari, hanya beberapa Pujasera dan rumah makan yang jual di siang hari. Salah satunya nasi uduk Monalisa yang siap melayani di siang hari. Rasa gurih yang disajikan rumah makan di kawasan Mayjen Sungkono Surabaya itu membuat orang "ketagihan" untuk membelinya lagi. "Wah sip!, porsi nasi uduknya cukup dan enak dimakan selagi hangat," kata Rudy Suwardi, salah seorang manager sebuah perusahaan swasta yang sedang menikmati makan siang yang sengaja dipesan untuk sebuah acara makan bersama di kantornya. Sebenarnya masih banyak lagi tempat-tempat yang menyajikan menu tradisional asli Jakarta itu, seperti nasi uduk Rohmat, nasi uduk Kebon Kacang dan lainnya. Mengenai harga, setiap makanan bervariasi. Seperti halnya pameo ada harga ada rasa. Jadi kalau mengeluarkan uang cukup banyak akan mendapat rasa setara, artinya kalau harga nasi uduk cuma lima ribu rupiah tentu lain dengan harga nasi uduk Rp20 ribu. Membayar dengan harga lebih mahal tentu akan memperoleh nasi uduk komplit, karena ada berbagai tambahan yang membuat nasi uduk semakin, seperti irisan dadar telur, bawang goreng, teri goreng, kacang goreng dan emping goreng. Tapi ada satu lagi yang membuat nasi tersebut lebih sedap, yakni dimakan dengan sambal kacang. Tidak semua penjual nasi uduk menyediakan sambal bajak dan sambal kacang, yang terdiri dari kacang tanah goreng, cabai rawit, bawang putih, gula dan garam itu, tapi kalau keduanya dipadukan tentu sangat yummy…! Tidak diragukan lagi rasa enak dan gurih dari makanan ini, cocok untuk sarapan atau makan malam. Anda bisa memasaknya sendiri dengan tetap memperhatikan cara membuat nasi yang harus melalui proses beras dimasak setengah matang lebih dulu, sebelum dicampur dengan santan dan bumbu lainnya. Namun, para penggemar kuliner lebih memilih menikamti sajian yang siap saji tanpa harus memasak sendiri, apalagi di kawasan Surabaya sudah banyak penjual nasi uduk. Masakan tradisonal asli Jakrta ini kini sudah sangat diminati warga Surabaya. Namun satu hal yang membedkan, yakni warga Surabaya kurang menggemari semur jengkol yang biasanya menjadi pelengkap nasi uduk bagi warga Betawi itu. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013