Bojonegoro (Antara Jatim) - Harga tembakau rajangan Virginia Voor Oosgt (VO) di Bojonegoro, Jatim, pekan ini hanya mencapai Rp16.000/kilogram, karena baru satu pabrikan yang melakukan pembelian tembakau. Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro Khoirul Insan, Senin, mengatakan belum stabilnya harga jual tembakau rajangan di daerah setempat karena belum seluruh pabrikan melakukan pembelian tembakau. "Harga tembakau rajangan Virginia VO Rp16.000/kilogram merupakan harga tertinggi yang dipatok PT Djarum Kudus yang sudah mulai melakukan pembelian sejak 5 September lalu," katanya. Dengan demikian, menurut dia, harga tembakau rajangan Virginia VO masih bergantung PT Djarum Kudus yang merupakan satu-satunya pabrik rokok yang sudah melakukan pembelian tembakau, sehingga masih sulit naik. "Kami belum tahu berapa harga tembakau krosok, sebab belum ada pengusaha atau pabrikan yang melakukan pembelian," katanya, menegaskan. Ia memperkirakan panen tembakau di wilayahnya sudah mencapai 90 persen lebih dari areal tanaman tembakau Vigirginia VO seluas 5.955 hektare dan Jawa 687 hektare. "Puncak panen kami perkirakan akhir September," ucapnya. Mengenai belum adanya harga tembakau Virginia VO krosok, dibenarkan seorang pengusaha tembakau di Desa Kalicilik, Kecamatan Sukosewu Muntari (66). "Saya belum pernah menjual tembakau krosok, tapi sudah mulai mengolah sesuai pesanan pengusaha tembakau di Bojonegoro," jelasnya. Sesuai janji pengusaha itu, katanya, harga patokan tembakau krosok Virginia VO berkisar Rp24.000-Rp28.000/kilogram. Oleh karena itu, ia mengaku sudah melakukan pembelian tembakau basah jenis Virginia VO, di antaranya, dari Kecamatan Ngasem, Kalitidu, dan Sugihwaras dengan harga rata-rata Rp2.300/kilogram. "Di Kecamatan Sukosewu jarang petani yang menanam tembakau. Sebagian besar kembali menanam padi," ujarnya. Ia menyebutkan sebanyak 12 oven tembakau miliknya semuanya sudah penuh tembakau masing-masing oven diisi 5,5 ton tembakau basah yang siap diproses. "Meskipun semuanya sudah masuk oven tapi belum saya proses, sebab masih menunggu komando pengusaha yang akan membeli tembakau," ucapnya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013