Jember (AntaraJatim) - Massa menyerbu Ponpes Darus Solihin di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, dengan membawa benda tumpul dan senjata tajam, Rabu siang, sehingga menyebabkan 10 unit sepeda motor dan beberapa bangunan di kompleks pesantren itu rusak karena dibakar dan dilempari dengan batu. Di tempat terpisah, sekitar 100 peserta dan panitia Ponpes Darus Solihin yang menggelar karnaval terlibat bentrok dengan aparat kepolisian hingga menyebabkan dua anggota Polsek Puger terluka. "Kami masih menyidik kasus itu. Sementara ada enam orang kita amankan dan diperiksa di Mapolsek Puger," kata Kapolsek Puger, AKP Mahrobi Hasan. Kerusuhan terjadi karena massa menolak pawai karnaval yang digelar oleh Ponpes Darus Sholihin dan menyerang ponpes yang dijaga aparat kepolisian setempat. Ia belum bersedia menjelaskan keenam orang yang diamankan tersebut dengan alasan masih menenangkan situasi dan kondisi di wilayah pesisir selatan Jember itu. "Peristiwa itu bermula dari rencana kegiatan karnaval yang dilakukan oleh pengurus Ponpes Darussholihin sejak sepekan lalu, padahal polisi sudah berusaha menenangkan panitia untuk membatalkan atau menunda rencana mereka karena massa di Puger menolak kegiatan karnaval itu," paparnya. Polisi terpaksa melakukan blokade jalan yang akan dilalui oleh peserta karnaval, namun puluhan orang tua peserta justru menerobos masuk dan terjadi aksi saling dorong antara aparat kepolisian dengan pengurus Ponpes Darus Solihin dan orang tua peserta karnaval. "Kami hanya mencoba mengamankan karena ada massa yang mengancam akan melakukan tindakan anarkis, apabila karnaval tetap digelar. Pengamanan itu justru dianggap menghalangi peserta karnaval dan akhirnya terjadi bentrok," ucapnya. Saat karnaval berlangsung, kemudian sekelompok massa mendatangi kompleks Ponpes Darus Solihin yang kondisinya sepi dan hanya dijaga puluhan aparat kepolisian. Mereka melakukan tindakan anarkhis hingga menyebabkan beberapa bangunan masjid, kantor, dan kamar santri rusak, serta sekitar 10 lebih unit motor yang diparkir di kompleks ponpes juga rusak. Ketua Panitia Karnaval, Habib Isa Mahdi, mengatakan pihaknya hanya menggelar karnaval untuk memperingati HUT ke-68 Kemerdekaan Republik Indonesia dan peristiwa kerusuhan tersebut seharusnya tidak terjadi. "Kami meminta aparat kepolisian dan Muspika Puger bertanggung jawab, serta mengusut tuntas pelaku perusakan di Ponpes Darus Solihin," ujarnya. Pascabentrokan dan kerusuhan itu, ratusan anggota polisi, Brimob Polda Jatim dan TNI disiagakan di kawasan Ponpes Darus Solihin dan sekitarnya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013